KABAH di Makkah hanyalah kiblat yang harus dituju oleh semua orang untuk berdoa. Hal ini untuk menegaskan persatuan umat manusia dalam menghadap kiblat ibadah yang sama.
Inilah fitrah (sifat bawaan) yang tepat untuk beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan tidak menyamakan-Nya dengan sesuatu atau seseorang.
Inilah inti dari agama Islam yang indah (yang berarti penyerahan diri kepada Kehendak Sang Pencipta). Kita menyerahkan hati, pikiran, dan jiwa kita kepada Dia yang menciptakannya sejak awal.
Islam menekankan persatuan dan kesetaraan seluruh umat manusia dan Keesaan Sang Pencipta.
Arah yang satu ini menjadi pengingat bagi kita setiap hari melalui sholat yang kita lakukan di mana pun kita berada di seluruh dunia, bahwa kita semua bersatu (kaya atau miskin, hitam atau putih, laki-laki atau perempuan), semua sama di hadapan Allah, semua menghadap arah yang sama, dan pada akhirnya menghadap tujuan yang sama.
Namun, apakah kita menyembahnya atau apakah hal itu memberi manfaat bagi kita dengan sendirinya? Sama sekali tidak.
Baca juga: Urutan Pelaksanaan Umroh Ketika Tiba di Bandara Jeddah
Inilah Jawabannya, Mengapa Kita Berjalan Mengelilingi Kabah di Makkah
Satu-satunya Dzat yang kita sembah dan satu-satunya yang kita sembah hanyalah Allah semata, dan Dia beserta kita, ke mana pun kita pergi.
Sekarang, mengapa orang-orang mengelilingi Kakbah saat haji dan umroh? Jika kamu merenungkannya, kamu akan menemukan bahwa planet-planet mengorbit (atau berputar mengelilingi) matahari. Tata surya mengorbit di sekitar pusat galaksi.
Bahkan elektron pun mengorbit mengelilingi atom. kamu akan menemukan fenomena mengorbit, bergerak mengitari, mengelilingi yang disorot secara signifikan dalam hukum kosmik dari atom terkecil hingga galaksi besar, semuanya mengorbit di sekitar satu pusat.
Kabah, atau batu yang kamu maksud, hanyalah satu pusat yang di sekelilingnya orang-orang melakukan tawaf. Kabah itu sendiri bukan objek pemujaan.
Kini di lokasi inilah tersimpan hikmah yang luar biasa. Tempat ini dipercaya sebagai tempat Manusia pertama (Adam a.s.) berdoa kepada Sang Pencipta di bumi.
Ini juga merupakan tempat yang sama di mana bapak para nabi (Abraham) membangun Kabah melalui instruksi dari Sang Pencipta.
Itulah tempat yang dipilih dengan cermat oleh Sang Pencipta Yang Maha Mengetahui melalui hikmah Ilahiah-Nya, bukan tempat yang hanya mengikuti keinginan dan hawa nafsu manusia manapun di muka bumi.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Keharmonisan yang dirasakan saat mengelilingi pusat alam semesta ini sungguh tidak tertandingi. Mungkin suatu hari nanti saat kamu pergi ke sana, kamu akan menyaksikan perasaan yang luar biasa kuat ini.
Semua manusia, laki-laki dan perempuan, kaya dan miskin, hitam dan putih, kuat dan lemah semua bersatu mengorbit, dalam kerendahan hati, pusat yang sama dari semua umat manusia.
Pradaksina dimulai dan berakhir di titik yang sama dan demikian pula kita semua berasal dari Sumber yang sama dan kepada-Nya kita semua akan kembali.
Jadi, sebagai penutup, jangan salah mengira bahwa Islam, dalam bentuk apa pun, menyerukan untuk mengaitkan sesuatu atau seseorang dengan Sang Pencipta yang Maha Kuasa. Ini sama sekali tidak masuk akal bagi kita.
Yang kita sembah berada di luar ciptaan-Nya. Singgasana-Nya sendiri meliputi seluruh langit dan bumi. Kita dapat berseru kepada-Nya kapan pun dan di mana pun kita berada. [Din]