CATATAN Inspirasi ini semoga memotivasi setiap pembaca untuk menjalani kehidupan agar hidup tak terasa berat. Ditulis oleh Randy Insyaha, motivator dari Rumah Pintar Aisha.
1. Ada 3 syarat saat kita mencari ilmu pertama ilmu itu benar, bagaimana mengetahuinya, dari sumber ilmu itu misalnya bersumber dari Al Qur’an, Hadits, hasil riset/penelitian dan dari pakar/orang yang berprofesi di bidangnya.
Kedua harus baik, ilmu tersebut harus menuntun kita menjadi pribadi yang lebih baik.
Ketiga adalah penting. Ilmu itu harus penting menurut diri kita. Tingkat kepentingan masing-masing orang berbeda. Bisa jadi bagi kita penting bagi orang lain tidak.
2. Seringkali saat kita berusaha keras (ngoyo) mencari uang malah dapatnya sedikit tetapi saat kita tidak mengharapkan sekali pokoknya lakukan yang terbaik saja justru uang terus berdatangan di luar perkiraan.
3. Pikiran, perkataan dan perasaan itu seperti vibrasi. Saat kita selalu berprasangka baik maka kita akan menarik kebaikan-kebaikan yang lain.
Saat kita senang maka kita akan menarik kesenangan yang lain. Saat pikiran kita ruwet maka akan menarik keruwetan yang lain sehingga kita merasa hidup kita ruwet.
4. Sudah bersedekah, tapi kenapa rezekinya kok enggak bertambah, bisa jadi kita masih banyak mengeluh atau kita terlalu berharap. Jadi saat bersedekah ya bersedekah saja niatkan karena Allah.
Enggak perlu berpikir nanti kalau kurang bagaimana atau berpikir kok nggak datang rezekinya padahal sudah bersedekah. Pokoknya bersedekah saja lalu lupakan dan terus berdoa sesuai hajat kita.
5. Coba cek orang-orang yang berhasil dan sukses adalah mereka yang tenang, damai, happy enggak grusa grusu dan ruwet pikirannya.
6. Kita boleh berharap tetapi jangan terlalu berharap. Saat berdoa kita berharap doa kita dikabulkan tetapi kita menyiapkan hati kita untuk berpasrah diri.
Kita berharap tapi kita pasrahkan kepada Allah hasilnya. Terlalu berharap juga tidak baik karena biasanya malah tidak terjadi. Berharap dulu, meminta dulu ditutup dengan pasrah atas kehendak-Nya.
Saat kita terlalu berharap sebenarnya niat kita bukan untuk Allah. Fokus kita beribadah bukan karena Allah.
Berdoalah, berharaplah dan pasrahkan hasilnya kepada Allah. Apapun itu hasilnya adalah yang terbaik menurut Allah bukan menurut kita. Allah lah yang tahu mana yang terbaik bagi diri kita. Allah lah yang tahu masa depan sedangkan kita, tidak.
Baca juga: Memahami Perempuan di Kehidupan Setelah Menikah
7. Seringkali kita salah mindset, salah dogma. Kita dipaksa memilih salah satu misalnya enggak apa-apa miskin asalkan hidup tenang dari pada hidup kaya tetapi jiwa tidak tenang. Padahal kemiskinan itu yang menjadi sumber ketidaktenangan jiwa dan sumber kekufuran. Bahkan Rasulullah sudah mewanti-wanti agar kita meninggalkan anak-anak kita tidak dalam keadaan miskin.
Kenapa kita harus dipaksa memilih salah satu. Kenapa harus memilih antara miskin tetapi tenang atau kaya tetapi tidak tenang. Kenapa kita tidak memilih untuk hidup kaya, hati tenang dan mati masuk surga.
Suatu hari Sa’ad bin Abi Waqash meminta izin kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mewasiatkan dua pertiga hartanya.
Rasulullah berkata, “Tidak boleh.” Lalu Sa’ad berkata, “Setengahnya.” Rasulullah pun berkata, “Tidak boleh.” Lalu Sa’ad berkata lagi, “Kalau begitu sepertiganya.”
Nabi pun bersabda, “Sepertiga. Sepertiganya itu cukup banyak. Sesungguhnya jika engkau meninggalkan para ahli warismu dalam keadaan kaya (cukup) itu lebih baik daripada engkau meninggalkan mereka dalam keadaan miskin sehingga meminta-minta kepada orang lain.” (HR. Bukhari).
16 Catatan Inspirasi agar Hidup Tak Terasa Berat
8. Hidup ini butuh tujuan dan butuh komitmen menjalaninya. Sabar menjalani apa yang menjadi tujuan kita.
Saat kita berkomitmen untuk menjadi sesuatu maka kita harus bersabar. Yang tidak boleh adalah saat kita sudah berkomitmen tetapi kita tidak mengerjakan.
9. Bersyukurlah untuk semua proses yang saat ini sedang kita lakukan untuk mimpi kita. Bersyukurlah untuk semua rezeki yang telah kita terima.
Bersyukurlah untuk semua fasilitas yang Allah berikan dalam menjalani hidup ini. Bersyukurlah atas semua yang Allah berikan yang saat ini bisa kita nikmati. Hidup ini indah, mudah dan menyenangkan maka bersyukurlah.
10. Sabar itu bukan diam, tetapi menjalankan apa yang seharusnya dikerjakan, dengan prioritas.
11. Hidup ini simpel, tidak boleh dalam hidup ada 2 pilihan. Jika masih memiliki 2 pilihan sebenarnya itu adalah sumber stres maka pilihlah salah satu. Memilih apa yang menjadi prioritas dan yang menjadi tanggung jawab.
12. Kita akan menderita saat kita berusaha menyenangkan semua orang dengan mengatakan iya. Kita perlu belajar untuk mengatakan tidak.
Tidak perlu menyenangkan semua orang dengan memaksakan diri memenuhi semua permintaan orang lain di saat kita memang tidak bisa atau tidak suka.
Boleh kita membantu, menolong, membahagiakan orang lain karena itu adalah anjuran agama tetapi semampu yang kita bisa saja, jangan memaksakan diri padahal sebenarnya kita sedang tidak bisa atau tidak suka.
13. Sebagai pengingat diri, perhatikan baik-baik. “Iblis menjawab, ‘Karena Engkau telah menghukumku tersesat, maka saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur. (QS. Al Araf: 16-17).
Iblis menggoda manusia agar manusia menjadi lemah, meratapi diri sendiri, merasa paling menderita, merasa gagal dan tidak berguna. Tidak bersyukur diciptakan sebagai manusia, tidak bersyukur diberi kelebihan yang orang lain tidak memilikinya, merasa tidak berdaya, tidak mampu, tidak bisa, tidak berharga.
Mintalah perlindungan kepada Allah dari godaan Iblis dan balatentaranya sesuai dalam surat Al ikhlas, Al Falaq dan An Naas.
14. Di waktu pagi selepas tidur, awali dengan rasa syukur dan bahagia. Bersyukurlah karena Allah masih memberimu waktu untuk menjalani hidup di hari ini.
Saat kita mengawali pagi dengan bahagia maka kita sebenarnya mengakses hormon kebahagiaan keluar dan pada hari itu, entah kenapa sepanjang hari kita akan merasa bahagia.
Sebaliknya jika di pagi hari kita sudah mengakses hal-hal yang tidak baik, yang mengkhawatirkan, bikin marah, ketakutan maka sepanjang hari itu entah kenapa kita akan menjumpai berbagai peristiwa yang membuat kita sedih, marah dan takut karena di pagi hari kita sudah mengakses hormon kortisol (hormon stress).
15. Meminta kepada Allah itu yang besar, yang banyak dan yang paling tinggi. Kita harus merasa pantas mendapatkannya.
Seringkali doa tidak kunjung terkabul saat kita meminta kepada Allah tetapi kita sendiri merasa tidak pantas menerimanya. Jadi kita akan diberikan sesuai perasaan kita, apakah layak atau tidak mendapatkannya.
Padahal Rasulullah telah menganjurkan umatnya untuk meminta yang terbaik.
“Apabila kalian meminta kepada Allah, maka minta kepada-Nya (Surga) Firdaus. Karena sesungguhnya Surga Firdaus itu adalah Surga yang paling tengah, dan juga yang paling tinggi. Di atasnya ada ‘Arsy Ar-Rahman, dan darinya mengalir sungai-sungai Surga.” (HR. Bukhari)
16. Kita akan diuji dengan apa yang kita sampaikan namun ujian itu sebenarnya untuk menguatkan.
Artinya saat kita diuji lalu kita ridho dan kita mau menerimanya, tetap sayang dan cinta kepada Allah maka tunggulah, nanti kita akan mendapatkan hadiah istimewa dari Allah, berkat rasa ridho dan penerimaan kita atas ujian tersebut.[ind]
