ChanelMuslim.com – Menjelang ramadhan kita melihat berbagai tragedi di masyarakat. Seperti terjadi bom di tiga gereja Surabaya, aksi teroris di Riau, Mako Brimob yang dikuasai oleh para napi. Apalagi terjadi kerisuhan gara-gara masalah kaus #2019gantipresiden.
Wasekjen MUI, Ustaz Zaitul Rasmin mengatakan kerisuhan terjadi karena tidak adanya kesabaran dalam bereaksi. Lebih mengutamakan nafsu daripada rasio. Di bulan ramadhan ini, kata Ustaz Zaitul Rasmin, puasa dapat menciptakan ketentraman masyarakat.
"Bahkan ajaran Islam datang untuk mewujudkan ketentraman masyarakat. Ketentraman masyarakat yang dimaksud berdasarkan kebenaran. Jika tidak berdasarkan itu akan meledak secara cepat. Dan itu sudah terjadi di mana-mana,"kata pria anggota Ikatan Ulama Muslimin Dunia ini.
Pria asal Gorontalo itu mencontohkan di masa Fira'un. Menurutnya saat Fira'un berkuasa itu hanya seolah-olah saja tentram.
"Pada kenyataannya jauh dari kebenaran. Untuk tidak menampilkan polemik, saya akan tidak memberikan contoh pada masa sekarang,"katanya di Hotel Bidakara, Sabtu (18/5/2018).
Lalu, bagaimana puasa bisa menciptakan ketentraman masyarakat. Kita tahu, kata Ustaz Zaitul Rasmin, negeri kita sangat rindu dengan ketentraman.
"Ada yang mengatakan semenjak reformasi kita selalu gaduh. Ini menjelang ramadhan kita menyaksikan berbagai kegaduhan. Karena itu kita harus memikirkan lagi bagaimana menciptakan ketentraman masyarakat. Diantaranya adalah puasa. Dari berbagai dimensi dapat kita angkat," ujarnya menjelaskan.
Ia menyebut, puasa ini adalah suatu ibadah yang bekerja pada pusat pengendalian nafsu manusia. Ia datang untuk mengendalikan nafsu manusia. Di mana nafsu manusialah yang menciptakan kegaduhan yang ada.
"Jika puasa dihayati maka ia dapat mengendalikan orang-orang puasa yang pada gilirannya akan menciptakan ketenangan. Begitulah puasa datang, bukan saja karena lapar dan dahaga yang mengendalikan emosi tapi lapar dan dahaga yang terpogram, karena iman. Lapar dan dahaga inilah yang efektif mengendalikan nafsu kita. Jika ini istiqomah maka akan membuat orang-orang islam yang melakukannya akan stabil dalam menahan emosi," katanya.
Ia mengambil contoh, ketika orang berpuasa diganggu ia akan mengendalikan emosinya dengan mengatakan "saya sedang berpuasa".
"Tapi perkataan itu bukan untuk membalas perbuatan saudaranya.Sebab emosi harus diredam, dikendalikan pada awal gangguan. Kesabaran sesungguhnya bisa mengendalikan reaksi pada gangguan dan reaksi pada diri kita,"katanya.
Ketua Persatuan Pemuda Muslim se-Sulawesi Selatan mengambil kesimpulan puasa sangat efektif dalam mewujudkan ketentraman masyarakat.
"Jika kita lihat masalah sepele menghancurkan persatuan, ukhuwah. Itu mengapa? karena kita tidak bisa mengendalikan diri dan reaktif. Orang Islam harus bisa mengendalikan diri dan tidak reaktif ketika terjadi gangguan pada dirinya," katanya.
Dalam nash hadist, kata dia, kalau dicela, diganggu, bahkan di nashnya yaitu diperangi ia akan mengatakan "saya berpuasa".
"Bukan berarti ia membiarkan dirinya untuk dizolimi, ditindas. Sebagai mukmin harus mempelajari ajaran islam secara komprehensif yaitu sabar dan menghindar. Ini akan membuat efek positif bagi yang mengganggu yaitu menurunkan tensi orang yang menganggu. Jika ini dijaga, hubungan baik akan terjaga. Jika kita tidak dapat mengendalikan diri dan sangat reaktif disitulah bensin ketemu api dan ujungnya penyesalan. Karena itu dengan ILF kita bisa meraju kesepahaman untuk menjaga keamanan masyarakat dan negara tentu saja dengan mengendapankan nilai keadilan dan kebenaran," pungkasnya (Ilham)