SENIMAN Irlandia yang memboikot pameran di Berlin terkait pembantaian Gaza.
Dilansir dari trtworld, setidaknya 13 seniman Irlandia telah menarik diri dari pameran fotografi yang diadakan di Berlin, sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina dan para pendukung mereka yang telah menghadapi tindakan keras Jerman yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap hak mereka untuk memprotes Israel.
Changing States: Ireland in the 21st Century menelusuri 100 tahun sejarah Irlandia melalui sudut pandang seniman berbakat yang telah mencatat kehidupan orang-orang di negara berpenduduk sedikit di atas 5 juta jiwa itu dengan berbagai cara.
Pameran ini berlangsung hingga 11 Agustus.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Namun, setelah beberapa seniman mengundurkan diri, penyelenggara pameran Berlin memutuskan untuk menghapus semua informasi tentang karya mereka.
Penyelenggara juga tidak mengungkapkan secara terbuka alasan mengapa para seniman menolak berpartisipasi.
“Ada ironi dalam hal bagaimana (tindakan penyelenggara pameran) meniru respons negara Jerman dalam hal membungkam dan menghapus apa yang sebenarnya terjadi dalam pertunjukan tersebut,” kata Mark Curran, salah satu seniman.
Curran membandingkan iklim politik Jerman saat ini dengan situasi pada tahun 1930-an ketika fasisme Nazi mengambil alih negara tersebut.
Baca juga: Seniman Turki Menggambar Serangan Gaza di Istanbul
Seniman Irlandia yang Memboikot Pameran di Berlin Terkait Pembantaian Gaza
“Orang-orang membicarakan apa yang akan mereka lakukan pada tahun 1930-an. Ini adalah momen lain (seperti itu) untuk melangkah maju dan mengambil posisi.”
Para seniman yang menjauhkan diri dari pameran Berlin yang diselenggarakan oleh Museum Foto Irlandia, IKS Düsseldorf dan Haus am Kleistpark mengatakan bahwa pertunjukan tersebut tidak akan berarti apa-apa tanpa menyoroti penderitaan rakyat Palestina.
“Sebagai seorang seniman, saya merasa tidak tulus jika memamerkan karya bertema politik dan sosial tanpa mengakui kekejaman di Gaza,” kata Ruby Wallis, seniman lain yang menarik diri dari pameran tersebut.
Bagi sebagian peserta, dukungan militer Jerman yang berkelanjutan terhadap militer Israel, yang telah menewaskan lebih dari 37.600 warga Palestina, yang menunjukkan pekerjaan mereka di Berlin telah menjadi masalah moral.
“Menampilkan karya seni saya di negara yang menekan kebebasan berbicara dan memasok senjata ke Israel akan bertentangan dengan etika praktik saya,” kata Kate Nolan, seniman visual Irlandia yang tinggal di Dublin.[Sdz]