PEPATAH mengatakan, “Buruk muka cermin dibelah!” Jangan salahkan cerminnya, karena cermin bilang apa adanya.
Tiada hari tanpa cermin. Mungkin itulah ungkapan yang pas untuk banyak orang. Karena dari cermin kita bisa melihat wajah kita apa adanya.
Masalahnya, tak semua orang mau menerima apa yang dikatakan cermin. Ia lebih yakin dengan egonya daripada fakta tentang dirinya.
Atau bahkan, ia mencurigai cermin merekayasa fakta tentang dirinya. “Ah, cerminnya kotor!” begitu kira-kira reaksinya.
Cermin dalam arti luas, bukan sekadar kaca cermin. Tapi bagaimana orang lain menangkap sosok kita apa adanya. Dan dari orang itulah, kita akan memahami tentang diri kita.
Misalnya, ada orang lain yang menasihati agar kita tidak begini dan begitu. Ia mengatakan itu tulus dari hati ke hati, bukan untuk mempermalukan.
Itu artinya, orang yang menasihati itu mengungkapkan hal yang perlu diperbaiki dari diri kita. Dan itu merupakan bagian dari ungkapan cinta seseorang.
Cinta seorang saudara mukmin akan menjelaskan tentang diri kita apa adanya. Meskipun ia menyampaikan dengan hati-hati agar tidak tersinggung.
Kalau ia tidak cinta, mungkin ia akan mengabaikan apa yang buruk tentang diri kita. Ia merasa tidak untung menyampaikan, dan merasa tidak rugi jika mengabaikan.
Yang lebih parah adalah orang yang membalikkan fakta. Biasanya ini dilakukan oleh mereka yang ‘menjilat’ atau memperlakukan kita sebagai ABS atau AIS: asal bapak senang atau asal ibu senang.
Boleh jadi, mereka melakukan itu karena sinyal dari kita sendiri. Yaitu, inginnya penilaian yang serba baik meskipun sebenarnya buruk.
Tidak heran jika ada orang bijak yang mengatakan, musuh adalah cermin yang jujur tentang diri kita. Karena musuh akan selalu mencari-cari keburukan kita, sekecil apa pun, untuk bisa mereka perlihatkan.
Karena itu, berterima kasihlah jika ada saudara mukmin yang mau menyampaikan apa adanya tentang diri kita. Meskipun hal itu tentu terasa berat ia sampaikan. Karena umumnya orang menginginkan kabar yang serba baik tentang dirinya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Seorang mukmin adalah cermin bagi saudaranya. Jika ia melihat aib pada diri saudaranya, maka ia memperbaikinya.”
Jadi, silakan rajin-rajin bercermin agar bisa selalu tampil mempesona. Dan terimalah cerminan dari saudara mukmin dalam kritik dan masukannya, agar pesonanya menjadi sempurna. [Mh]