KESUNGGUHAN optimistik Bunda Hajar.
Bunda Hajar dan Zamzam adalah sebuah prasasti nilai-nilai keteguhan keyakinan seorang ibu pewaris peradaban tauhid.
Hajar tak gelisah saat ditinggal suaminya, Ibrahim.
Toh, suaminya juga seorang makhluk seperti dirinya. Ibrahim bukan sumber penjamin kelangsungan hidupnya.
Jadi tanpa dibekali bekal material (harta atau fasilitas dunia), ia masih memiliki bekal spiritual yang amat kokoh, At-Tajarrud.
Hajar total menggaransikan dirinya hanya pada Al-Kholiq, zat terhebat penggaransi seluruh alam.
Dari sinilah ia merasa optimis, ia akan tetap terjaga di tempat terasing gersang berbatu itu.
Beratus, hingga beribu tahun setelah kemunculan sumur Zamzam, langkah sa’i Hajar terbukti telah mewarisi generasi dan langkah peradaban cahaya fenomenal yang amat kolosal.
Taurits harokah sa’i Hajar bermula turun kepada Ismail. Dari Ismail ‘Alaihi salam, lahirlah para petarung peradaban hebat.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Salah satunya adalah Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang sukses luar luar biasa berhasil mengubur peradaban jahiliyah Arab.
Gerakan peradaban itu terus merambah cepat ke Eropa, Atlantik, Amerika, Afrika, Asia.
Mengakhiri peradaban abal-abal yang penuh takhayul bid’ah churafat (TBC) yang full musyrik, menggantinya dengan peradaban tauhid terang gemilang.
Di Persia, seorang Rib’i bin Amir, berkata lantang di hadapan Rustum.
“Demi Allah! Aku akan bebaskan manusia dari menyembah manusia agar menyembah kepada Robb manusia.”
Itu adalah awal peristiwa hancurnya imperium majusi Persia. Peradaban api majusi di Asia padam, berganti peradaban cahaya tauhid.
Beberapa abad kemudian, kecongkakan ideologi Trinitas Romawi, hancur lebur oleh keperkasaan seorang petarung peradaban perkasa dari kekaisaran Utsmani.
Ia adalah Sultan Muhammad Al Fatih. Ia sukses menghancurkan benteng terkuat Imperium Kristen saat itu, Benteng Konstantinopel di Istambul, 6 April 1443 Masehi.
Gerakan peradaban Tauhid itu tak pernah berhenti menggelombang.
Para petarung sejati peradaban terus bermunculan di seluruh muka bumi.
Baca juga: Mengapa Aktivis Dakwah Muslimah Tidak Memakai Cadar
Kesungguhan Optimistik Ibunda Hajar (2)
Ada Solahudin Al Ayyubi, penakluk Palestina. Ada Thoriq bin Ziyad penakluk Andalusia. Ada Saifuddin Qutuz, sang penghancur perkasa tentara Mongol.
Dan terus dilanjut hingga abad 19-20, dengan munculnya nama-nama mentereng, Omar Mochtar di Libya, Izzudin Al-Qassam, Syekh Ahmad Yasin, Abdul Azis Rantisi di Palestina, Hasan Al Bana di Mesir, Abdullah Azzam di Afghanistan, Syekh Yusuf Qirdhowi di Qotar, dan masih banyak lagi.
Dakwah ini akan tetap berjalan. Ia akan tetap tegar dan kokoh. Ia akan tetap berdiri tegak dengan penuh percaya diri.
Sepanjang zaman, di kurun-kurun waktu kini dan akan datang, dakwah akan tetap eksis.
Pewarisannya akan tetap berlangsung hingga akhir zaman. Begitulah ia, tidak peduli, bersama kita atau tidak, zaman akan melahirkan para pejuang dakwah yang gigih dan militan.
Para pejuang kebenaran hingga datang kemenangan yang nyata.
Lalu dimana posisi dakwah kita saat ini?
Sumber: madrasatuna
[Sdz]