TABAYYUN dalam kehidupan. Masyarakat Indonesia mulai familiar dengan istilah tabayyun.
Terutama pasca gejolak sosial dan politik setelah adanya tuntutan umat Islam Indonesia untuk menegakan hukuman pada seorang gubernur yang dianggap telah menistakan Al-Quran.
Tabayyun yang bermakna mencari kejelasan sebuah berita merupakan panduan Islam sebagaimana tertulis dalam Al-Quran.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًا ۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ ٦
Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu membawa berita penting, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena ketidaktahuan(-mu) yang berakibat kamu menyesali perbuatanmu itu. (Al-Hujurat:6).
Di era teknologi informasi terutama yang berbasis internet pada waktu singkat segala berita apapun dapat diakses oleh siapapun.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Dalam hitungan menit, berita baik maupun buruk akan cepat menjadi viral di berbagai media.
Oleh karenanya seorang pengakses berita mesti menyeleksi ketat dan melakukan klarifikasi atas berita yang diterimanya apalagi yang berkaitan dengan publik.
Terlebih di Indonesia ada UUITE yang sudah banyak andil menyesakkan penjara.
Islam sebagai ajaran yang menjunjung tinggi kebersihan akhlah telah mengajarkan panduan dalam menerima berita.
Pertama, tidak semua berita mesti dibaca dan ditanggapi.
Berita tak bermanfaat baik untuk informasi maupun edukasi, apalagi mengandung fitnah, rekaan yang disebut hoax mesti dihindari.
Cukuplah seseorang dikatakan pendusta bila selalu membicarakan setiap yang ia dengar. (HR. Muslim).
Kedua, bila mendapat berita yang dianggap penting, heboh atau menggegerkan, mestilah melakukan penelitian dengan seksama.
Baca juga: Pentingnya untuk Tabayyun
Materi Kultum, Mengimplementasikan Tabayyun Dalam Kehidupan
Apalagi berkaitan dengan orang lain atau publik.
Itulah yang disebut dengan tabayyun, yakni meneliti dan menyeleksi berita, tidak tergesa-gesa dalam memutuskan masalah baik dalam hal hukum, kebijakan dan sebagainya hingga jelas benar permasalahannya.
اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا
Apabila datang kepada kalian orang fasiq dengan membawa berita, maka periksalah dahulu dengan teliti. (Al-Hujurat:6).
Berapa banyak keluarga menjadi pisah, persahabatan menjadi retak, organisasi menjadi pecah, bahkan antar kampung, suku, mungkin saja negara menjadi perang hanya karena berseliwernya berita hoax yang diterima tanpa tabayyun.
Tabayyun mesti menjadi budaya masyarakat.
Karena faktanya ada orang atau kelompok sengaja menebar berita hoax, fitnah dan provokasi.
Ada masyarakat yang mudah menerima setiap informasi tanpa teliti dan juga senang berbagi.
Maka akibat tidak bertabayyun, banyak yang dirugikan.
Penyebarannya mengalami penyesalan karena akan mendapat sanksi dan ada yang terzalimi padahal ia orang bersih dan mulia.
Sumber: Kultum 100 Judul – Ust. Lathief Abdallah
[Sdz]