SELAIN aktivisme mahasiswa, protes di kampus adalah tentang kemanusiaan dan moralitas.
Perkemahan solidaritas Gaza, yang diprakarsai oleh gerakan mahasiswa pro-Palestina di kampus-kampus AS, sedang mengguncang dunia.
Aktivis mahasiswa pemberani ini memprotes serangan Israel di Gaza dengan menyerukan keterlibatan universitas dan pemerintah mereka dalam genosida yang mengerikan ini.
Para pelajar menuntut agar institusi pendidikan mereka segera melakukan divestasi dari perusahaan dan institusi yang mengambil keuntungan atau mendukung pendudukan Israel di tanah Palestina.
Selain itu, mereka juga menekan pemerintah negara-negara Barat, khususnya AS, untuk menghentikan dukungan politik dan militer mereka terhadap rezim apartheid.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Namun, protes damai ini mendapat reaksi keras dari pihak administrasi universitas dan otoritas pemerintah.
Pihak administrasi universitas, yang pernah memperjuangkan kebebasan berpendapat, menanggapi protes ini dengan kekerasan polisi yang tidak proporsional dan meningkatnya ancaman tindakan disipliner, mulai dari skorsing dan pengusiran.
Lebih dari 3.000 pengunjuk rasa, termasuk mahasiswa dan dosen, telah ditangkap karena terlibat dalam protes damai.
Pelajar internasional menghadapi penangguhan atau pembatalan visa mereka.
Para pengunjuk rasa secara tidak adil telah dicap sebagai antisemit, disesatkan, dan disensor, dengan gambar dan informasi pribadi mereka tanpa malu-malu disiarkan ke publik.
Selain Aktivisme Mahasiswa, Protes di Kampus Adalah Tentang Kemanusiaan dan Moralitas
Banyak politisi populis yang bergabung dalam kampanye fitnah ini sebagai upaya untuk meminggirkan gerakan mahasiswa pro-Palestina.
Para senator telah menekan rektor universitas untuk mengintensifkan tindakan keras terhadap protes ini.
Sementara itu, ketika mahasiswa pro-Palestina yang mengecam genosida Israel di Gaza menghadapi kekerasan baik dari polisi maupun pengunjuk rasa, DPR berupaya memperluas definisi antisemitisme dalam upaya untuk mengkriminalisasi kritik apa pun terhadap Israel, yang secara tidak sengaja memicu antisemitisme.
Semua tindakan terhadap para pengunjuk rasa mahasiswa pro-Palestina ini, yang mengingatkan kita pada film distopia, sangat bertentangan dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar kebebasan berekspresi dan berkumpul.
Hak-hak ini merupakan dasar bagi universitas-universitas AS dan dilindungi berdasarkan Amandemen Pertama Konstitusi AS.
Perjuangan Palestina bukan hanya masalah politik atau agama tapi masalah kemanusiaan dan moralitas.
Di perkemahan UChicago, orang-orang dengan pandangan dunia dan perspektif politik, agama, dan ideologi yang berbeda berkumpul.
Sebagai mahasiswa di perkemahan ini, mereka mempunyai banyak alasan untuk terpecah belah, namun memilih untuk bersatu demi tujuan yang mulia.
Tidak ada hal lain yang dapat menyatukan kelompok-kelompok kosmopolitan ini selain kemanusiaan, hati nurani, dan prinsip-prinsip moral universal.
Keharusan moral inilah yang membawa Rachel Corrie ke Rafah pada tahun 2003, di mana dia dibunuh oleh buldoser lapis baja Israel yang menghancurkannya.
Sayangnya, saat ini, kekuatan pembunuh yang sama terus membunuh orang-orang yang tidak bersalah.
Yang diperlukan untuk merasakan penderitaan orang-orang tak berdosa di Gaza adalah dengan menjadi manusia.
Anak-anak muda itu, teman-teman, mereka semua mempunyai hati yang indah.
Sikap moral mereka terhadap Gaza telah menjadi mercusuar harapan dan pengingat bahwa rasa kemanusiaan masih tumbuh subur di hati orang-orang yang bersedia melawan penindasan.
Sumber: trtworld
[Sdz]