SETIAP manusia memiliki rasa takut. Rasa takut menjaga kita dari hal-hal yang berbahaya. Tapi jika rasa takut itu berlebihan bisa menyebabkan keguncangan kejiwaan atau istilahnya paranoid.
Pada tahun pertama, anak-anak menampakkan ketakutan pada hal-hal yang belum mereka lihat sebelumnya dan sesuatu yang bersuara keras atau hal-hal yang membuatnya terkejut. Pada usia tiga tahunan, akan semakin banyak hal yang ditakuti anak seperti binatang, mobil, bayangan, dan lainnya.
Mendidik Generasi Pemberani
Pada umumnya ketakutan ini lebih karena anak mengembangkan imajinasinya tentang sesuatu menjadi sesuatu yang menakutkan. Rasa takut pada anak berbeda-beda tergantung dari kondisi dan imanjinasi anak. Nah, terkadang orangtua malah menjadi pemicu dari munculnya imajinasi anak yang membuat dirinya takut, antara lain.
1. Kebiasaan orangtua yang sering menakut-nakuti anak dengan bayangan di kgelapan dan makhluk-makhluk aneh.
2. Kebiasaan orangtua yang selalu memanjakan dan mendikte anak secara berlebihan.
3. Membiasakan anak untuk betah menyendiri dan tidak keluar rumah untuk bersosialisasi.
4. Kebiasaan orangtua menceritakan cerita-cerita menyeramkan berkaitan dengan jin, setan dan mahkluk ghaib lainnya.
Agar anak bisa lebih berani, mari hentikan kebiasaan-kebiasaan di atas dan mulailah memperbaiki kebiasaan-kebiasaan kita di rumah.
1. Didiklah anak-anak sejak masa kecilnya untuk beriman kepada Allah. Jika anak mulai ketakutan katakan pada mereka, “Apa yang kamu takutkan. Bukankah Allah selalu bersamamu?”
2. Memberikan kebebasan bertindak kepada anak, memikul tanggung jawab dan berlatih menjalankan tugas-tugas sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya, agar ia memahami hadits Rasulullah SAW. “masing-masing kalian adalah pemimpin dan masing-masing dari kalian bertanggung jawab terhadap apa yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari Muslim)
3. Jangan menakut-nakuti anak dengan hantu, binatang atau benda lain seperti badut terutama untuk mendiamkan anak yang sedang menangis atau anak yang tidak mau duduk diam. Agar anak-anak terbebas dari rasa takut dan tumbuh menjadi manusia yang berani. Karena Rasulullah Bersabda, “Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai oelh Allah daripada orang-orang mukmin yang lemah.” (HR. Muslim)
4. Ketika anak sudah mampu berpikir ajak anak untuk aktif bersosialisasi dengan orang lain dan lingkungan sekitar. Hal ini agar timbul rasa empati, kasih sayang, dan peduli pada orang lain.
5. Kisahkan kepada mereka kisah-kisah orang-orang besar seperti para sahabat dan sahabiyah Rasulullah Saw.
[My/Ln]