PATAH hati itu sakit. Putus asa itu dosa. Sehatkan hati dengan meluaskan harapan. Karena, dunia tak selebar daun kelor.
Ketika cinta tak berbalas, ada rasa frustasi di situ. Seolah harapan telah pupus. Padahal, masih banyak calon jodoh yang lain.
Optimisme itu bisa muncul jika ada pegangan hidup. Antara lain:
Satu, Jangan Gampang Dipermainkan Syahwat.
Ketika memilih ‘teman hidup’, wajar yang dipilih yang ‘enak dipandang’. Karena kelak bersama dialah kita ditemani sepanjang usia.
Kadang orang tak mampu membedakan antara cinta dengan syahwat. Seolah yang ‘dikejarnya’ itu cinta, padahal syahwat semata. Dan yang namanya syahwat bisa muncul di luar nalar.
Misalnya orang bisa jatuh cinta dengan asisten rumah tangga. Orang bisa jatuh cinta dengan istri orang lain. Dan seterusnya.
Jadi, cobalah berpikir jernih, apakah kegalauan ini tentang cinta atau syahwat. Dan yang namanya cinta bukan tentang fisik, tapi tentang hati.
Karena itulah, Nabi mengajarkan agar pilihlah calon jodoh kita karena kriteria agama. Bukan semata fisik, nasab, dan harta.
Kedua, Sertakan Allah dalam Pilihan Kita.
Jika ada keraguan atau kegalauan, Islam mengajarkan untuk shalat istikharah. Yaitu, shalat untuk meminta kepada Allah ditetapkan pilihan. Begitu pun dalam hal memilih calon jodoh.
Shalat istikharah adalah media untuk menyertakan Allah dalam pilihan kita. Dalam shalat itu, kita memohon kepada Allah agar ditetapkan pilihan yang lebih baik.
Tapi jangan salah. Awali shalat istikharah dengan ketetapan pilihan kita. Tentu ketetapan yang diutamakan karena kriteria agama. Bukan lainnya.
Ketika selesai shalat istikharah, ketetapan pilihan itu tak goyah, justru kian mantap, maka itulah jawabannya.
Karena itu, jangan memulai shalat istikharah dari sesuatu yang ‘blank’. Netral tanpa pilihan. Karena boleh jadi, justru setan yang akan mempermainkan kita dengan keragu-raguan.
Ketiga, Waktu Bagian dari Solusi.
Ketika calon cinta terus tertolak, jangan buru-buru putus asa. Cobalah manfaatkan waktu untuk rehat sejenak.
Dalam kurun rehat itu, silakan muhasabah mungkin ada yang terlewat dari diri kita. Perbanyak istigfar, zikir, dan doa.
Jika Allah ridha dengan kita, tidak ada yang mustahil dari pertolongan Allah. Yang jelas, usahakan untuk tulus mencintai karena Allah, bukan karena syahwat. Kelak, akan ada jalan keluar yang tak diduga-duga. [Mh]