HANNAH Istri Imran yang Allah ceritakan dalam al-Quran surah Ali Imran berkomitmen untuk mengabdikan janin yang sedang dikandungnya kepada Allah subhanahu wa ta’ala
Hingga usia senja Hannah menantikan kehadiran seorang anak, namun saat lahir ia justru menyerahkannya kepada Allah.
إِذْ قَالَتِ ٱمْرَأَتُ عِمْرَٰنَ رَبِّ إِنِّى نَذَرْتُ لَكَ مَا فِى بَطْنِى مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّىٓ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
Artinya: (Ingatlah), ketika isteri ‘Imran berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (Ali Imran: 35)
Baca Juga: 11 Tips untuk Perempuan Mempersiapkan Diri Sambut Ramadan
Hannah, Perempuan yang Berkomitmen Mengabdikan Janinnya kepada Allah
Hingga usia senja Hannah menantikan kehadiran seorang anak, namun saat lahir ia justru menyerahkannya kepada Allah.
إِذْ قَالَتِ ٱمْرَأَتُ عِمْرَٰنَ رَبِّ إِنِّى نَذَرْتُ لَكَ مَا فِى بَطْنِى مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّىٓ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
Artinya: (Ingatlah), ketika isteri ‘Imran berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (Ali Imran: 35)
Allah telah memilih keluarga Imran sebagai keluarga terbaik dan menjadi teladan untuk kita semua karena visi yang diemban begitu mulia.
Mengambil jalan pengabdian kepada Allah menjadi pilihan mereka dalam melahirkan generasi-generasi terbaik setelahnya.
Jika Allah memilih keluaga Imran sebagai rujukan, maka tentu di dalamnya ada orangtua yang berhasil.
Dibuktikan dengan lahirnya sosok perempuan suci lagi taat, yang menebar semerbak teladan ketundukan kepada Sang Khaliq, Maryam.
Di masa itu, lingkungan yang meliputi Istri Imran didominasi oleh kekuasaan Romawi yang jauh dari Allah.
Hannah bernazar dengan janinnya, satu-satunya hal berharga yang dimilikinya, agar kelak sang anak terbebas dari belenggu dan tipu daya duniawi.
“ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا”
Ini juga menjadi teguran nyata bagi kita, yang memiliki banyak potensi dan kapasitas, seharusnya diabdikan kepada Allah, bukan semata untuk kepentingan dan kepuasan pribadi.
Lalu, saat tiba waktu melahirkan, Hannah tak menyangka bahwa anak yang lahir adalah seorang perempuan, karena di masa itu yang biasa mengabdikan diri untuk baitul maqdis adalah laki-laki.
…فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّى وَضَعْتُهَآ أُنثَىٰ
Artinya: Maka tatkala isteri ‘Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: “Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan.”… (Ali Imran: 36)
Seolah Hannah mengira bahwa dirinya tidak bisa memenuhi nazarnya.
Allah ingin tunjukkan, bahkan seorang perempuan juga bisa berkhidmat untuk agama-Nya, meninggikan kalimat-Nya, dan memberi pengaruh besar untuk peradaban.
Jelaslah bagi Allah, perempuan memiliki kedudukan yang sangat mulia.
Dan nyatalah bahwa Allah lebih mengetahui apa yang terbaik untuk Hannah. Darinya lahir Maryam, ibu dari laki-laki yang memenuhi bumi dengan ketundukan, Nabi Isa ‘alaihissallam.
Walaupun demikian, Hannah tetap berharap Allah akan menjaga Maryam.
وَإِنِّىٓ أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ ٱلشَّيْطَٰنِ ٱلرَّجِيمِ
Artinya: …dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk”.
Doa ini menunjukkan mentalitas ketaatan Hannah kepada Allah dalam merealisasikan komitmennya di awal.
Terkabullah doanya tersebut, tak hanya pengabulan biasa, Allah bahkan menyebut dengan “qabuulin hasanin”
…فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍ وَأَنۢبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًا
Artinya: Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik… (Ali Imran: 37)
Allah mengelilingi Maryam dengan tanah dan lingkungan yang baik agar dapat bertunas dan tumbuh menjadi baik pula.
Sepanjang pembicaraan mengenai kelahiran dan pertumbuhan Maryam di surah Ali Imran ayat 34-37, Allah hanya menyebut istri Imran tanpa menyertai sang suami. Ini menjadi motivasi bagi kita bahwa sejarah peradaban Islam menjadikan perempuan sebagai tonggak utama dalam melahirkan, membina dan mendidik para pengabdi serta pejuang yang menebar pengaruh besar dan luas untuk agama.
Keistimewaan ini tidak otomatis diberikan, namun perlu adanya kesadaran dan komitmen yang kuat, karena tak sedikit yang meremehkannya bahkan mengabaikannya.
Sumber: Instagram @amalinasyadid
View this post on Instagram
[Ln]