KETUA Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH. Muhammad Anwar Iskandar mengatakan bahwa peristiwa Isra Mikraj membawa pesan penting bagi pembangunan bangsa Indonesia. Hal tersebut ia sampaikan saat memberi tausiah pada Peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW Tingkat Nasional 1445 H/2024 M di Balai Sarbini, Jakarta.
Menurutnya, peristiwa Isra Mikraj yang dialami Nabi Muhammad SAW sebelum Hijrah ke Madinah, memiliki kontribusi besar dalam perjalanan spiritual dan tantangan sosial yang dihadapi umat Islam pada masa itu.
Di tengah tekanan dari kaum Quraisy di Mekah, Nabi menghadapi berbagai tantangan yang menguji iman dan keteguhan hatinya.
Baca Juga: Peringati Isra Mi’raj, Assyifa Peduli Gelar Kajian Akbar
Ketum MUI dalam Peringatan Isra Mikraj 1445 H: Isra Mikraj Membawa Pesan Penting bagi Pembangunan Bangsa Indonesia
Namun, peristiwa Isra Mikraj menjadi titik balik penting yang memberi kekuatan dan inspirasi bagi umat Islam dalam menghadapi cobaan serta memperkokoh fondasi keimanan.
“Peristiwa ini mengajarkan pentingnya ketakwaan, kesatuan, dan toleransi antar umat beragama sebagai fondasi untuk membangun Indonesia yang inklusif dan harmonis. Isra Mikraj juga mengingatkan pentingnya pendidikan, pengetahuan, dan akhlak dalam membentuk peradaban yang berkualitas,” ucapnya. (Senin, 19/2/2024)
Di kesempatan yang sama Wakil Menteri Agam Saiful Rahmat Dasuki mengatakan, Isra Mikraj bukan sekedar momentum sejarah tetapi juga menjadi inspirasi untuk menjaga kerukunan umat.
“Isra Mikraj bukan peristiwa sejarah semata, melainkan sumber inspirasi yang memuat pesan mendalam untuk menjaga kerukunan umat beragama,” kata Wamenag.
Wamenag menyebut, pesan moral yang terkandung dalam peristiwa Isra Mikraj menekankan pentingnya ketaatan, loyalitas, dan ketakwaan sebagai pilar penting dalam membangun bangsa dan memperkokoh persatuan dalam keberagaman.
“Untuk itu, gelaran ini mesti menjadi spirit untuk menjaga kerukunan, keutuhan, dan kebinekaan,” tegasnya.
Selain itu, Wamenag juga menyoroti pentingnya salat sebagai sarana untuk mengasah kepekaan nurani yang memiliki dampak terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Keberagaman Indonesia merupakan salah satu kekayaan yang harus dijaga. Karenanya, salat sebagai hadiah yang diberikan Allah kepada Rasulullah, merupakan sarana untuk mengasah kepekaan nurani kita dalam merespons keberagaman di Indonesia,” ungkap Wamenag.
Sementara itu, Dirjen Bimas Islam, Kemenag, Kamaruddin Amin menambahkan, peringatan Isra Mikraj ini juga menjadi momen untuk mempererat tali ukhuwah dalam membangun sikap saling menghargai dan memperkuat persatuan.
“Peringatan ini juga menjadi momen untuk mempererat tali ukhuwah Islamiyah, ukhuwah Wathoniyah, dan ukhuwah Basyariah,” ucap Dirjen.
Acara Isra Mikraj tersebut dihadiri ribuan tamu undangan dari berbagai kalangan, termasuk perwakilan Ormas, Majelis Taklim, Duta Besar, Kementerian dan Lembaga, serta para pejabat lingkup Kemenag.
[Ln]