BAGAIMANA cara mengatur kebutuhan agar tidak selalu berutang? Bagaimana hukumnya jika dalam berumahtangga untuk mencukupi kebutuhan itu selalu meminjam uang?
Konselor Rumah Tangga dari Rumah Pintar Aisha Randy Ariyanto W., menjelaskan bahwa berutang hukumnya boleh namun berutang itu memiliki konsekuensi yang berat.
1. Orang yang meninggal dan masih membawa utang maka akan dibayar dengan amal kebaikannya jika amal kebaikannya sudah habis maka dosa pemberi utang akan diberikan kepada yang berutang.
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki utang satu dinar atau satu dirham, maka utang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu Majah)
2. Orang yang berutang masih menggantung misalnya jika ia harus masuk surga belum bisa masuk surga sebelum utangnya dilunasi dengan mengambil pahalanya.
“Jiwa seorang mukmin masih bergantung dengan utangnya hingga dia melunasinya.” (HR. Tirmidzi).
3. Orang yang tidak niat membayar utang dihukumi sebagai Pencuri.
“Siapa saja yang berutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri.” (HR. Ibnu Majah)
4. Dosa utang tidak terampuni walau mati syahid. “Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali utang.” (HR. Muslim)
5. Utang membuat hidup lebih berat dan lebih susah, bahkan Rasulullah meminta kepada Allah agar umatnya dijauhkan dari utang.
Jadi, jika tidak dalam keadaan terpaksa, maka jangan berutang.
baca juga: Berniat Murtad karena Utang
Cara Mengatur Kebutuhan agar Tidak Selalu Berutang
Lalu, bagaimana menjalani hidup sangat tergantung dengan utang?
Pertama, minta sama Allah, minta dengan sungguh-sungguh bahwa kita mulai saat ini tidak lagi berutang. Misalnya: “Ya Allah, aku berniat berhenti berutang, ya Allah berikanlah hamba rezeki yang melimpah, berkah dan halal dari berbagai sumber dengan cara mudah dan halal”.
Terus meminta kepada Allah dengan sungguh-sungguh bahwa kita mulai saat ini sudah tidak akan berutang lagi dan minta kepada Allah agar Allah mencukupi kehidupannya tanpa utang.
Kedua, amalkan amalan penarik rezeki yaitu memperbanyak membaca istighfar dan sholawat kapanpun dan di mana pun, lalu jadikan sedekah sebagai habit/kebiasaan.
Berapapun yang penting saat sedekah hati merasa ikhlas dan nyaman dan yang terpenting adalah konsisten dalam bersedekah. Lalu amalan yang lain adalah sholat tepat waktu.
Kemudian, yang ketiga adalah hadirkan rasa bahagia dengan uang. Saat dapat uang bersyukur dan saat membelanjakan uang juga bersyukur.
Misalnya, “Terima kasih ya Allah, dengan uang ini saya bisa membelikan makanan untuk anak istri. Alhamdulillah dengan uang ini saya bisa membeli bensin”.
Tidak perlu peduli apakah uang kita cukup atau tidak, yang penting konsisten setiap dapat uang dan setiap menerima uang hadirkan rasa syukur.
Semoga penjelasan tersebut dapat menjawab pertanyaan Sahabat tentang bagaimana melepaskan diri dari berutang dan menjauhkan keluarga dari utang.[ind]