TAK terasa, sudah 19 tahun JIBBS berdiri. Boarding ala rumah. Boarding mama. Mulanya ketika aku baru tahu kalau tanah yang kubeli untuk bikin villa, di Puncak sampai ke bawah lalu bawahnya lagi dan ada lagi. Luasnya 1500 meter, sekarang? 20 .000 meter. Terbagi 4, 2 boys and 2 girls.
Waktu itu aku berfikir, ketika tempat ini hanya satu rumah kecil dengan tanah saja. Sayang sekali kalau enggak diapa-apakan, maka dengan nekat, aku buatkan satu saung saja, rumah kayu.
Di bawah, di tempat itulah belajar dan mengajar, makan jadi satu.
Ketika awalnya mau dijadikan tempat penghafal Alqur’an. Aku bertanya, siapa yang mau menjadi pemimpin di boarding school?
Ternyata yang angkat tangan dari semua guru, ketika itu guru di JISc hanya 23 orang sekarang sudah 300 lebih, dan dari 2 yang angkat tangan aku pilih yang satu itu.
Karena latar belakangnya bukan dari satu golongan, beliau netral, artinya kalau buat sekolah tidak bisa kita berpihak pada satu partai atau kelompok tertentu.
baca juga: Anak-anak SMU JIBBS Studi di Madinah
Tak Terasa Sudah 19 Tahun JIBBS Berdiri
‘Ala kulli hal. Jadilah boarding dengan murid hanya 11 dan berjibakulah sang ustaz dengan beberapa temannya menghasilkan anak-anak yang luar biasa yang mana karena nilai ujian akhir sangat bagus (waktu itu masih nebeng di sekolah negeri Bogor), maka didatangi oleh Diknas dan disuruh ikut akreditasi dan punya sekolah sendiri.
Ini boarding perjuangan karena villa pribadi diubah dari begini jadi begitu. Apa kabar nasib anak-anak tersebut?
Mereka ada yang buat sekolah, ada yang melanjutkan ke Inggris, ada yang jadi caleg sekarang yang mana anaknya dimasukin lagi ke TK JISc, ada yang jadi pengusaha restaurant Jepang, ada yang di German, jadi ustaz dan lain-lain.
Bikin sekolah, jadi pemimpin sekolah? Siap dimaki .. Pernah lagi rapat di atas, lantai dua, diteriakin rame-rame, dari bawah.
Pernah juga ada anak berkelahi, orangtuanya ngamuk ke sekolah sambil nunjukin senjata tajam, kami hanya menghela nafas.
Mendamaikan kedua kubu adalah kerjaan kami. Bahkan diadukan ke kantor polisi, bahkan diancam pengacara, harus memiliki mental yang kuat ~ walau banyak juga yang sangat mendukung di mana adik-adiknya dimasukin kembali.
Bahkan fitnah dari mana-mana yang mengatakan gurunya ngajar enggak bener, anak-anak bisa lulus 100% masuk PTN karena ikut TO bukan karena gurunya.
Padahal guru-guru buat modul dan soal latihan siang dan malam…
Ahh, buat sekolah yang cantik ini, tidak seindah pelangi.
Harus juga punya uang simpanan karena namanya anak ratusan nginap bareng sama guru-guru, harus tetap ada penjagaan dan juga jalan-jalan keluar agar tak bosan.
Mendamaikan hati anak yang rindu. Bangun tetiba mendengar anak ada yang sakit dan berdoa siang malam untuk anak yang mau ujian, untuk anak yang di rumah sakit, untuk anak yang lagi patah hati, untuk anak yang murung menghadap gunung karena ayahnya meninggal. Membebaskan SPP, karena ibunya lagi sibuk cari kerjaan baru.
Ahh, sungguh tak seindah laut biru … Tapi kami jalan terus dan terus ..
Berapa jumlah muridnya? Segitu segitu saja …Hanya total 400-an boys and girls. Enggak banyak-banyak banget sampai ribuan. Allah tahu kami belum sanggup.
Tapi kami bersyukur dari yang mula dahulu hanya 11 anak. Apapun kami syukuri.
Membangun perlahan-lahan dengan uang yang ada, menjadikan rumah pribadi jadi tempat umum, bolak-balik Jakarta-Puncak hampir setiap hari. Bisa pagi bisa malam.
Training terus menerus, bolak-balik cari kudapan. Menghitung uang agar cukup renovasi kantin, mengubah tempat makan agar lebih layak.
Ahh, tak seindah gunung yang terbentang …
Buat sekolah itu, apalagi boarding jangan sekali-kali berfikir soal uang. Atau jadi kaya karena SPP. Never.
Ini masalah keberkahan, keridhoan Allah kepada para pejuang pendidikan. Yang berkutat siang malam, entah itu guru, karyawan maupun mbak-mbak katering yang masak siang dan malam.
Yaa kami bertahan, karena sesungguhnya perjuangan itu terlihat pada hasilnya bukan pada prosesnya.
Biarlah Allah dan orang mukmin yang akan melihat. Sebagaimana surat At taubah mengatakan hal itu.
Surat At Taubah ayat 105:
Artinya: Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Finally, tempat ini diperebutkan teman-teman mantanku, yang notabene para ustaz.
Tiga kali terjadi rencana perebutan dengan dalih diwakafkan. Aku hanya terdiam, tapi pendidikan tetap berjalan.
Mengapa demikian. Mereka menganggap, pesantren itu harus lelaki yang memimpin, musti ada gelar ustaz atau kumpulan para ustaz dengan latar belakang syar’i.
Mengingat aku bukan ustaz, dan latar belakangku bukan dari akademi diniyah/syari’ah. Aku cuma lulusan Amerika. S-1 di Trisakti, S-2 di Malaysia.
Mereka tidak tahu, mendidik anak hanya perlu hati, bukan hanya latar belakang syar’i. Hati yang memberi, mencintai dan terus memberi.
Walau terkadang, yang diberi mungkin berfikir lain. Tapi, bukankah kasih ibu tak harap kembali. Maka kami belajar untuk tidak sedih, bila tanggapan orang tak begitu gempita.
Tak apa, biarlah sejuta orang tak suka. Asal jangan Rabb-ku yang murka.
Sekian.
# Kisah pagi
# di sebuah boarding school yang penghuninya datang dan pergi.
# however, love is you.
# cinta yang tak pernah padam
# laut yang tak pernah cemberut
Karena, aku ibu … Ibu bagi anak kandungku dan ibu atas ratusan murid di tempat ini. Dengan jutaan kasih yang tak harap kembali .. ~ kasih ibu, tak harap kembali. Tugasku, hanya memberi ….tak harap kembali.
Senyuman untuk anak-anak murid tersayang
# Jakarta Islamic Boarding School.
(Hafidzh/Hafidzhoh 30 juz – Ujian IGCSE- Edexcel, UK, 100% diterima PTN (JIGSc) 93% diterima PTN (JIBBS)
By: Fifi P. Jubilea (S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D – Oklahoma, USA).
Owner and Founder of Jakarta Islamic School (Jakarta fullday); Kalimalang, Joglo, Depok.
Owner and Founder of Jakarta Islamic Boys Boarding School – Megamendung
Owner and Founder of Jakarta Islamic Girls Boarding School – Mega cerah
Next;
Owner and Founder of Jubilea Islamic College (2023) – Purwadadi Subang – setara SMP dan SMU. Boys and girls.
Owner and Founder of Jubilea University (2024) – Purwadadi and Malaka
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok:
https://www.tiktok.com/@mamfifi_jisc