PKS mengusung wacana Jakarta tetap ibukota negara jika partai berlogo bulan sabit itu memenangkan pileg pada tahun 2024.
Kepala Departemen Kaderisasi dan Regenerasi Pemuda DPP Partai Keadilan Sejahtera Aang Kunaifi menulis artikel berjudul “Jakarta (Tetap) Ibukota”.
Kemarin, tanggal 26 November 2023, pada arena Rapimnas PKS di Bumi Wiyata Depok, menggema teriakan “Jakarta (tetap) Ibu Kota”.
Dalam rapimnas yang menjadi momentum bagi kick off kampanye nasional PKS dan launching kampanye gagasan tersebut, “Jakarta (tetap) Ibu Kota menjadi isu sentral yang disampaikan oleh pimpinan PKS.
Rapimnas tersebut dihadiri oleh hampir seluruh pimpinan PKS, tiga orang Wakil Majelis Syuro hadir, yaitu DR HNW, Pak Sohibul Iman dan Kang Aher.
Ketua MPP dan DSP juga terlihat di arena, dan tentu saja juga Presiden PKS yang didampingi oleh Sekjen dan Bendum.
Tidak lupa, Mas Anies selaku capres, juga hadir pada siang harinya.
Beliau diminta oleh Pimpinan PKS untuk menyampaikan dan menjelaskan tentang visi misi AMIN kepada seluruh peserta Rapimnas yang berasal dari beberapa unsur, seperti Pengurus MPP, DSP dan DPP, Dewan Penasihat dan Dewan Pakar.
Termasuk yang diundang juga dalam rapimnas kemarin adalah Ketua dan Bendahara DPW, Anggota FPKS, Calon Anggota DPR RI dan beberapa undangan lainnya.
Saya sendiri hadir sebagai Pengurus DPP, hadir juga sebagai peserta dalam rapimnas tersebut.
baca juga: PKS Menolak Kenaikan Biaya Haji Rp93,4 Juta
Alasan Di Balik Gagasan PKS Menang Jakarta Tetap Ibukota Negara
Penting bagi pengurus partai untuk memahami visi dan misi AMIN, karena sesungguhnya seluruh Pengurus dan Anggota PKS, merupakan jubir bagi AMIN.
Karena itu, mereka harus paham betul visi dan misi AMIN agar bisa disampaikan dan dijelaskan pada masyarakat luas.
Semakin banyak pengurus dan anggota partai yang menjadi jubir AMIN, bisa semakin menguntungkan partai, apalagi di wilayah dimana elektabilitas partai lebih rendah dibandingkan dengan elektabilitas AMIN.
Selain tentu saja, menjadi Jubir AMIN merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban ketika partai telah memutuskan untuk mendukung AMIN dalam Pemilu 2024.
Perlu diingat bahwa menjadi Jubir AMIN itu tidak harus resmi, justru diperlukan lebih banyak lagi jubir-jubir “non official” dan partikelir bagi pasangan AMIN.
Berbicara tentang isu atau gagasan dalam kampanye, PKS sendiri telah memiliki kampanye gagasan dalam Pemilu 2024, dan sudah juga dilaunching pada agenda rapimnas kemarin.
Kita patut berbangga, bahwa PKS termasuk yang mempelopori tentang perlunya partai politik mempunyai gagasan dalam setiap pemilu, paling tidak untuk dua hal.
Pertama, agar publik paham apa yang akan dilakukan oleh suatu partai jika mereka memenangkan pemilu atau mendapatkan suara dan kursi DPR yang dalam jumlah yang memadai.
Kedua, agar pemilu semakin berkualitas dan bisa terhindar dari konflik yang tidak perlu.
Kampanye gagasan membuat partai dan politisi tidak sempat untuk menjalankan kampanye hitam.
Kampanye gagasan juga membuat publik mengetahui apa yang harus ditagih dari partai politik dan politisi, jika mereka berhasil mendapatkan kekuasaan melalui pemilu.
Bagi PKS, dalam paparan yang disampaikan oleh Tim Kamgas DPP PKS, kampanye gagasan itu berfungsi untuk “Emerge PKS Reputation from The Crowd & Political Noise”.
Melalui kampanye gagasan, PKS ingin memunculkan reputasinya sebagai partai yang berkelas. Melalui kampanye gagasan, PKS tidak mau terjebak dalam kerumunan, hingar bingar dan kebisingan politik.
Lalu, mengapa harus “Jakarta (tetap) Ibu Kota Negara?”
Ceritanya tentu panjang, latar belakang pembahasannya tentu tidak singkat, belum bisa dijelaskan di dalam tulisan ini.
Tapi saya coba sederhanakan, isu “Jakarta (tetap) Ibu Kota” mempunyai beberapa kelebihan.
Pertama, ia mudah dicerna oleh masyakat. Siapa pun rasanya pasti memahami kalimat per kalimat dalam isu tersebut.
Kedua, “positioning”-nya bagus, mengingat PKS merupakan anggota Koalisi Perubahan dan konsisten sebagai oposisi.
“Positioning” yang bagus ini bisa menjadi solusi menarik bagi banyak pihak yang menganggap bahwa IKN sejauh ini hanya merupakan beban negara.
Ketiga, isu ini bakal sejalan dan menguntungkan AMIN, karena faktor Anies yang pernah menjadi Gubernur DKI.
Karena itu, isu ini bisa sekaligus mengangkat Anies yang memiliki kinerja yang sangat positif ketika memimpin Jakarta.
Terakhir, isu ini cukup provokatif, sehingga berpotensi untuk menjadi perbicangan dan viral di masyarakat dan media sosial.
Selain bisa meningkatkan popularitas PKS, situasi itu dapat menjadi jembatan bagi PKS untuk menurunkan gagasan lain yang lebih kongkrit pada masyarakat.
Dalam paparan tim kamgas, Isu “Jakarta (tetap) Ibu Kota Negara” itu bermakna bahwa Jakarta memang masih layak untuk menjadi Ibu Kota Indonesia.
Juga bermakna bahwa sesungguhnya Indonesia belum membutuhkan Ibu Kota yang baru, tapi justru pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru yang merata yang lebih dibutuhkan.
Pemerataan pembangunan itu terjadi bukan dengan memindahkan IKN, tetapi dengan memastikan munculnya berbagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di berbagai wilayah di Indonesia.
Karena itulah, PKS akan membangun 15 Kota Pertumbuhan Ekonomi Baru setara Jakarta.
Untuk mencapai hal itu semua, paling tidak tiga hal yang harus diwujudkan, yaitu pangan murah, kerja gampang dan sehat mudah.
Pangan murah itu artinya adanya keterjangkauan harga dan tersedianya pangan untuk rakyat.
Kerja gampang itu dimaksudkan untuk menjelaskan situasi di mana adanya ketersediaan lapangan pekerjaan dan memenuhi jumlah Angkatan Kerja Baru.
Sedangkan sehat mudah itu mengacu pada layanan kesehatan yang berkualitas dan mudah untuk diakses secara merata.
Begitulah. Sekian. [ind]
(Artikel ini merupakan pendapat pribadi penulis)