USTAZ Bendri Jaisyurahman menjelaskan pentingnya menumbuhkan tauhid kepada anak pada masa kecil. Kekuatan tauhid akan menjaga anak di mana pun mereka berada.
“Banyak anak yang hafal quran tapi juga maksiat, ini karena gagalnya orangtua menumbuhkan tauhid kepada anak. Mereka berakhlak hanya di depan manusia, pada saat sendiri akan bermaksiat,” jelas Ustaz Bendri dalam Kajian Muslimah MT Jakarta Islamic School (JISc), Rabu (17/10/2023).
Beberapa contoh tentang pentingnya tauhid diberikan oleh Ustaz Bendri, antara lain kisah pasukan Thalut ketika melawan Jalut dan juga kisah fenomenal tentang Nabi Yusuf yang digoda Zulaikha.
“Thalut membawa 80 ribu pasukan, ketika melewati sungai, ujian datang dan hanya 313 orang yang lulus. Ini bukti Allah menguji mana yang imannya benar, mana yang palsu,” tambahnya.
Begitu pula ketika Nabi Yusuf alahis salam digoda oleh Zulaikha di sebuah ruangan dengan pintu berlapis tujuh dan jauh dari tanah kelahirannya, Palestina.
“Sebenarnya, bagi Nabi Yusuf, mudah saja jika dia ingin melakukannya, tapi di situlah kehebatan Nabi Yusuf. Dia mampu melewati ujian dahsyat bagi seorang laki-laki dan orang beriman, dan dia tidak mudah begitu saja mengambil Fiqh Darurat,” ungkap Ustaz Bendri.
baca juga: Ustaz Bendry Jelaskan Tantangan Pengasuhan Anak Akhir Zaman
Pentingnya Menumbuhkan Tauhid kepada Anak pada Masa Kecil
Dalam kajian tematik Seri Mendidik Anak Akhir Zaman itu, Ustaz Bendri juga menyinggung soal Toxic Parenting yang seringkali kita dengar di media sosial.
“Toxic parenting dalam Islam itu berbeda definisinya dengan Barat. Islam lebih luas cakupan toxic parentingnya, berbeda dengan Barat yang lebih menekankan aspek humanity,” jelas penggagas Kampung Sahabat di Bambu Apus dan Pinang Ranti itu.
Toxic parenting bukan hanya soal ibu marah-marah ke anak atau orangtua melakukan kekerasan verbal, tapi juga soal orangtua yang permisif.
“Orangtua lembut yang permisif yang seringkali mengutamakan kebahagiaan anak tapi tidak memikirkan efek jangka panjangnya,” tambahnya.
Dalam Islam jelas, kata Ustaz Bendri, orangtua harus tegas dalam hal-hal yang prinsip. Misalnya, anak minta ganti kelamin, orangtua harus tegas menolak dan melarangnya.
“Betapa banyak orangtua yang menyengsarakan anak karena tiga hal: cuek, tidak mendidik adab, dan memfasilitasi syahwat,” terang Ustaz Bendri.
Termasuk dalam hal memfasilitasi syahwat, jelasnya, yaitu memberikan HP kepada anak tanpa aturan, dan memberikan motor kepada anak yang belum cukup umur.
Terakhir, Ustaz Bendri mengingatkan agar para orangtua tidak mudah terpesona dengan anak-anak yang sudah rajin beribadah sejak kecil, misalnya sholat, hafal quran, dan lain-lain.
“Mendidik anak itu seperti membangun gedung tinggi, kita harus menguatkan pondasinya dulu, yaitu tauhid. Tidak terburu-buru ingin melihat gedung itu selesai dibangun,” tutup Ustaz.[ind]