BERCANDA terkesan sepele. Tapi di balik itu, ada muatan-muatan besar yang sangat bermanfaat. Terlebih di antara suami istri.
Suatu kali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berada di rumah bersama dua istrinya: Aisyah dan Saudah radhiyallahu ‘anhuma.
Rasulullah duduk santai di antara Aisyah dan Saudah. Satu kaki Rasul berada di pangkuan Aisyah, satunya lagi di pangkuan Saudah.
Aisyah mengambil makanan di mangkuk yang terbuat dari tepung dan susu. “Ayo makan ini, kalau tidak, akan aku lumuri kue ini ke mukamu,” ucap Aisyah santai.
“Aku tidak mau mencicipinya,” ucap Rasul tetap dalam posisi santainya.
Maka, Aisyah pun membuktikan ucapannya. Ia melumuri wajah Rasul dengan kue di mangkuk itu.
Tidak mau kalah, Rasul pun memberikan reaksi. Ia mengajak Saudah untuk ikut melumuri Aisyah dengan kue itu pula.
Saat itu juga, Rasulullah tertawa. Begitu pun dengan Aisyah dan Saudah. (HR. An-Nasai)
Canda Suami Istri
Jangan anggap sepele canda di antara suami istri. Dengan cara bercanda, akan terjalin keakraban, menghilangkan ketegangan, dan lainnya.
Bisa dibilang, bercanda menjadi jembatan alami terjalinnya komunikasi suami istri. Meskipun konten yang diucapkan atau direaksikan terkesan sangat ringan.
Dalam suasana normal, boleh jadi ruang lingkup pemikiran suami istri berbeda. Dan biasanya istri berada di bawah level suami.
Namun saat bercanda, keduanya menjadi selevel. Karena bercanda tak perlu konsep dan pemikiran yang jelimet. Yang penting, enjoy.
Namun begitu, meski bercanda dilakukan dengan ringan dan sebagai hal sepele, jangan ‘sentuh’ hal-hal yang sensitif.
Misalnya, bercanda dengan menyinggung masalah poligami. Karena tema ini, buat istri, tak ada sisi ringannya. Alias selalu menjadi hal berat.
Dua, jangan bercanda dengan konten merendahkan. Misalnya, karena istri atau suaminya berkulit hitam, maka dikatakan, “Kok di sini gelap sekali, ya!”
Karena merendahkan fisik bisa menyinggung perasaan. Selain juga dilarang dalam akhlak Islam.
Buat suami, jangan terus membawa suasana luar rumah ke interaksi dalam rumah. Jadikan suasana rumah sebagai keseimbangan dari suasana luar rumah yang penuh ketegangan.
Jadi, jangan sungkan untuk bercanda. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang tugasnya luar biasa saja juga bercanda dengan istri-istrinya. [Mh]