PERSIAPAN pernikahan secara finansial sangat penting terutama bagi calon suami, karena, setelah menikah dia berkewajiban untuk memberikan nafkah kepada istrinya. Selain itu, dia harus mempersiapkan juga biaya yang terkait dengan prosesi pernikahan.
Saat calon suami mempersiapkan pernikahan secara finansial, dalam ikhtiarnya yang serius harus yakin bahwa Allah akan memberikan jalan menggapai rizkinya. Allah berfirman:
وَأَنكِحُوا۟ ٱلۡأَیَـٰمَىٰ مِنكُمۡ وَٱلصَّـٰلِحِینَ مِنۡ عِبَادِكُمۡ وَإِمَاۤىِٕكُمۡۚ إِن یَكُونُوا۟ فُقَرَاۤءَ یُغۡنِهِمُ ٱللَّهُ مِن فَضۡلِهِۦۗ وَٱللَّهُ وَ ٰسِعٌ عَلِیمࣱ . ( النُّورِ: ٣٢)
“Nikahkan orang-orang yang sendirian di antara kamu dan hamba-hamba sahayamu, laki-laki atau perempuan, yang shalih dan telah pantas menikah. Jika mereka miskin, Allah akan membuat mereka kaya dengan karunia- Nya. Allah itu Mahaluas pemberian-Nya dan Dia Maha Mengetahui.” (An-Nuur: 32)
Baca Juga: Kesalahan Finansial untuk Kebutuhan Anak
Mempersiapkan Finansial Pernikahan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wallam bersabda:
ثَلَاثَةٌ حَقٌّ عَلَى اللَّهِ عَوْنُهُمْ الْمُجَاهِدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُكَاتَبُ الَّذِي يُرِيدُ الْأَدَاءَ وَالنَّاكِحُ الَّذِي يُرِيدُ الْعَفَافَ
“Ada tiga kelompok manusia yang pasti ditolong oleh Allah, yaitu : pejuang di jalan Allah; pemuda yang menikah untuk menjaga kehormatan diri; dan budak yang berusaha memerdekakan diri.” (HR. Ahmad)
Persiapan finansial harus dimulai dengan adanya pekerjaan yang berpenghasilan rutin. Kemudian penghasilan tersebut ditabung khusus untuk persiapan pernikahan.Persiapan finansial hendaknya dibicarakan dengan pihak keluarga untuk menghitung perkiraan pengeluaran pranikah hingga Pernikahan.
Seperti: biaya cetak undangan, mahar, jumlah seserahan, catering, pakaian pernikahan, biaya akad nikah, dan biaya lainnya yang dianggap penting dalam prosesi acara pernikahan.
Perlu diperhatikan dalam menghitung perkiraan biaya pernikahan hendaknya sesuai dengan kemampuan keuangan, jauhi riya, gengsi dan sombong agar tidak berhutang. Agar menjadi amal shaleh yang ikhlas dan terhindar dari hutang.
Uang yang ada hendaknya bisa dikelola dengan hemat, mengutamakan kebutuhan yang prioritas dan bermanfaat.
Keuangan yang ada jangan dihabiskan untuk acara pernikahan, sebab harus bisa menyisakan dana untuk berbagai keperluan hidup bersama istri pasca pernikahan. Seperti rencana tempat tinggal dan biaya hidup sehari-hari bersama istri.
Hal tersebut dilakukan agar bisa melatih hidup mandiri bersama istri dalam menjalani kehidupan berkeluarga.
Namun jika ingin jujur membicarakan secara terbuka dengan calon istri tentang rencana keuangan masa depan itu lebih baik, sehingga calon istri memahami dan memiliki kesiapan mental untuk beradaptasi dengan kesanggupan ekonomi calon suaminya. misalnya terkait mengontrak rumah yang sederhana dan biaya hidup sehari-hari yang sederhana pula agar dapat menghindari pemborosan dan gaya hidup mewah serta bisa menabung untuk memiliki rumah.
Hidup sederhana itu membuat jiwa tenang, jauh dari beban hutang dan kondisi keuangan stabil, bahkan bisa berinvestasi untuk bisa bersedekah dan sejahtera di masa depan.
Salah satu keburukan manusia itu berfoya- foya saat saat kaya dan jauh dari gaya hidup sederhana. Allah berfirman:
وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَٰكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ
“Dan jikalau Allah melapangkan rizki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha melihatnya.” (Asy-Syuro: 27)
Suami istri harus bisa hidup mandiri dan berlepas dari ketergantungan kepada orang tua dan saudara, sehingga harus melatih diri dan merasakan langsung hidup berkeluarga dari masa prihatin hingga berhasil dan menikmatinya bersama-sama. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wallam bersabda:
مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ، خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ، وَإِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ، كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ. (رواه البخاري)
“Tiada sesuappun makanan yang dimakan seseorang lebih baik dari hasil jerih payahnya sendiri. Sungguh, Nabi Daud AS itu makan dari hasil keringatnya sendiri.” (HR. Bukhari)
Catatan Ustazah Dr. Aan Rohanah Lc., M.Ag di akun instagramnya @aanrohanah_16. Ustazah Aan Rohanah adalah perempuan yang Peduli Keluarga dan Pendidikan Anak. [Ln]
View this post on Instagram