SALAH satu pintu rezeki adalah mengajak keluarga mengerjakan shalat. Tak hanya sekedar menggugurkan kewajiban namun memahami adab-adabnya serta manfaatnya.
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (QS. Thaha: 132)
Penjelasan:
Maksud dari ayat di atas adalah, “Selamatkanlah mereka dari azab dengan mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya sebagaimana difirmankan Allah: ‘Hai orang -orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.'” (QS. At Tahrim: 6)
Baca Juga: Di antara Doa-Doa Nabi Setelah Selesai Shalat
Mengajak Keluarga Shalat adalah Pintu Rezeki
Sabar dalam melaksanan shalat menurut Syaikh Ali Ashobuni adalah mendirikan shalat dengan khusyu’ dan memperhatikan adab-adabnya.
Firman-Nya, “Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu,” maksudnya jika kamu mendirikan shalat, maka akan datang kepadamu rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka, sebagaimana firman-Nya,
“Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS. At Thalaq: 2-3)
Imam Ats-Tsauri berkata tentang firman-Nya, “Kami (Allah) tidak meminta rezeki kepadamu,” Beliau berkata, “Maksudnya Kami (Allah) tidak membebanimu untuk mencari rezeki.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Tsabit bahwa jika kemiskinan menimpa Nabi Saw, beliau menyeru keluarganya, “Wahai keluargaku, shalatlah, shalatlah kalian,” demikian dijelaskan dalam tafsir Ibnu Katsir.
Hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda.
إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُوْلُ : يَا ابْنَ آدَمَ! تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِيْ، أَمْلأْ صَدْ رَكَ غِنًى، وَأَسُدَّ فَقْرَكَ، وَإِنْ لاَ تَفْعَلْ مَلأْتُ يَدَكَ شُغْلاً، وَلَمْ أَسُدَّ فَقْرَكْ
“Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai anak Adam!, beribadahlah sepenuhnya kepadaKu, niscaya Aku penuhi (hatimu yang ada) di dalam dada dengan kekayaan dan Aku penuhi kebutuhanmu. Jika tidak kalian lakukan niscaya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak Aku penuhi kebutuhanmu (kepada manusia).'”
Dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu anhu, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ ، فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ِ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ ، وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نِيَّـتَهُ ، جَمَعَ اللهُ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِيْ قَلْبِهِ ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ.
“Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allâh akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut ketentuan yang telah ditetapkan baginya. Barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allâh akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina.” (HR. Ahmad)
Seseorang yang hanya sibuk mengejar materi duniawi lalu lalai untuk mengerjakan shalat maka Allah cabut keberkahan dari rezekinya, bisa jadi uangnya banyak namun uang itu habis entah ke mana tidak berbekas.
Firmannya, “Dan akibat itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa,” maksudnya kesudahan yang baik di dunia dan akhirat, yaitu surga untuk orang yang bertaqwa kepada Allah; demikian dijelaskan oleh Ibnu Katsir.
Ayat ini memberi pesan bahwa shalat adalah kunci lancarnya rezeki dan kesuksesan, karenanya dalam lafazh azan didahulukan kata “hayya ‘ala sholah”, “Mari tunaikan shalat,” baru kemudian “hayya ‘alal falah,” artinya tidak ada kesuksesan dalam bidang apapun jika shalat tidak didirikan, bahkan di dalam surah Al Mu’minun, ciri orang sukses yang pertama kali disebut adalah mereka yang khusyu’ shalatnya. Allah berfirman
“ قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya.” (QS Al-Mukminun: 1-2)
Menurut Imam Qurthub, “Di dalam surah Thaha ayat 132, di sini Allah melarang kita lalai akan shalat karena sebab mencari rezeki. Sebab Allah menjamin rezeki mereka yang tekun dalam mendirikan shalat.
Banyak orang yang pergi sebelum subuh untuk mencari rezeki tetapi ia meninggalkan yang memberikan rezeki yaitu Allah SWT dengan tidak shalat subuh berjama’ah di masjid; seandainya dia menyempatkan untuk melakukannya maka Allah akan turunkan keberkahan dalam rezekinya, yaitu boleh jadi uang yang ia dapat tidak banyak, tetapi banyak keberkahan di dalamnya, artinya dengan uang yang sedikit banyak kebaikan yang bisa ia lakukan.
Adapun intisari surah Thaha ayat 132 dalam tafsir Al Lubab adalah, “Setiap makhluk dijamin rezekinya, tetapi itu bukan berarti Allah memberinya tanpa usaha. Kemampuan tumbuh-tumbuhan untuk memperoleh rezekinya, serta organ-organ yang menghiasi tubuh manusia dan binatang, insting yang mendorongnya untuk hidup dan makan, perasaan dan kecendrungannya, selera dan keinginannya, rasa lapar dan hausnya, sampai kepada naluri mempertahankan hidupnya; kesemuanya adalah bagian dari jaminan rezeki Allah, tanpa itu semua maka tidak aka nada dorongan untuk mencari makan.
Berikut ini kami sampaikan tadabbur dari Prof Dr Umar bin Abdullah Muqbil terkait ayat di atas:
1. Dahulu para salafus shalih jika mereka diuji dengan kelaparan dan kekurangan maka mereka mengajak keluarganya untuk shalat lalu membaca ayat ini.
2. Menyibukkan diri dengan memperbanyak doa-doa wajib akan mendatangkan rezeki yang melimpah sekalipun kita tidak begitu sibuk mencarinya.
3. Ketika engkau merasa bosan untuk mengajak keluargamu shalat dan membangunkan mereka khusunya ketika shalat subuh, maka ingatlah ayat ini
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصْطَبِرْ عَلَيْهَا
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya”
Dengannya akan memperkuat kesabaran kita dalam meraih pahala, dan menghilangkan rasa bosan, dan ingatlah bahwa ada balasan yang akan segera menyertaimu
لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًا ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَٱلْعَٰقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ
“Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.”
Demikian tadabbur singkat semoga Allah menjadikan kita dan keturunan kita generasi yang mendirikan shalat.
Pemateri: Ustadz Faisal Kunhi M.A
[Ln]