TAHUN 2024 semakin dekat, para bacapres mulai melakukan safari politik untuk meraih dukungan, di antaranya kepada Muslimah NU.
Linda Agustina, S.Si (Mahasiswa Magister Ilmu Agama Islam, Pascasarjana, UMY) menulis artikel berjudul “Safari Politik Bacapres Meraih Dukungan Muslimah NU”.
Pemilihan umum di Indonesia mengikuti sistem demokrasi, masyarakat menjadi penentu figur dan arah kepemimpinan negara atau daerah dalam periode tertentu.
[1] Pada dasarnya, pemilu dengan sistem demokrasi ini menjadikan masyarakat sebagai ujung tombak sebagai penentu.
Masyarakat menggunakan hak pilihnya untuk memilih siapa saja yang layak dijadikan.
Kondisi demikian memerlukan upaya komunikasi politik dengan berbagai pendekatan dari para aktor politik kepada masyarakat secara langsung. Pun hal ini dilakukan oleh bacapres Indonesia 2024.
Ada tiga bacapres di tahun 2024 ini, yaitu Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan.
Strategi menggunakan pendekatan langsung kepada berbagai elemen masyarakat semakin masif dilakukan oleh tiga bacapres tersebut.
Di antaranya kepada warga Nahdlatul Ulama (NU). NU memiliki daya tarik cukup kuat untuk didekati, NU merupakan salah satu ormas besar di Indonesia.
Dalam sebuah kesempatan, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Yahya Cholil Staquf membeberkan jumlah anggota NU yang dilakukan oleh salah satu lembaga survey pada tahun 2022 menyebutkan bahwa ada 59,2 persen dari seluruh penduduk Indonesia mengaku sebagai warga NU.
Hal inilah di antaranya yang menyebabkan NU memiliki daya tarik cukup kuat bagi para aktor politik, khususunya bacapres untuk dapat meraih dukungan organisasi NU.
Termasuk Anies Baswedan yang telah dideklarasikan oleh partai NASDEM sebagai salah satu calon presiden republik Indonesia.
Semenjak dideklarasikan menjadi Presiden, Anies demikian gencar melakukan pendekatan kepada berbagai elemen masyarakat.
Menjalin komunikasi politik kepada berbagai komunitas, termasuk yang dilakukannya baru-baru ini, dalam upayanya untuk meraih dukungan dari Muslimah NU, Anies silaturahmi kepada para Nyai pengasuh pondok pesantren Nahdlatul Ulama.
“Silaturahmi dengan Bu Nyai Ponpes Se-Jatim, Anies Baswedan incar suara NU?” demikian judul berita yang ditulis salah satu media online, detik.com. pada Rabu, 14 Juni 2023.
Dituliskan bahwa Calon Presiden Koalisi Perubahan, bersama sang istri Fery Farhati menggelar acara silaturahmi dengan para Bu Nyai pengasuh pondok pesantren se-Jawa Timur, di Dyandra Convention Center, Surabaya.
Baca juga: Lebaran Politik Ala Indonesia
Safari Politik Bacapres Meraih Dukungan Muslimah NU
Jawa Timur merupakan wilayah yang sangat besar pemilihnya, bicara Jawa Timur sesungguhnya membicarakan variabel lain yang juga dekat yakni NU.
[2] NU dalam sejarahnya, didirikan oleh K.H Hasyim Asy’ari memiliki basis Nahdliyin yang besar di Jawa Timur.
Maka tak heran bila Jawa Timur menurut data sensus BPS tercatat jumlah penduduknya sebanyak 41.416.407 jiwa di tahun 2023, merupakan lumbung suara yang menggiurkan bagi bacapres Indonesia.
Terlihat dari foto dan video yang beredar, pada pertemuan tersebut Anies Baswedan mengenakan sarung dan batik berwarna hijau serta peci hitam, pakaian yang khas dikenakan warga NU.
Hal ini merupakan simbol non verbal dari Anies Baswedan dalam upaya untuk menjalin keselarasan dan persamaan di antara kedua belah pihak.
Anies Baswedan beserta istrinya juga melayani foto bersama muslimah NU dengan sangat baik, juga bahasa tubuh dan mimik wajah yang ramah, Anies dan istrinya terlihat menyatu dengan muslimah NU.
Thompson, Ebner, & Giddings (2017) mengatakan jika kekuatan negosiasi tidak hanya bergantung pada verbal saja tetapi juga non verbal.
Negosiasi bahkan digambarkan sebagai komunikasi yang lebih besar dari kehidupan di mana setiap hal yang dilakukan dan tidak dilakukan mengirimkan sinyal ke negosiator lain.
Bahasa tubuh dan bentuk komunikasi visual lainnya seperti penampilan, pakaian, postur, gaya berjalan, simbol lingkungan fisik dan penggunaan alat bantu visual (bagan, diagram, dan sebagainya) dapat bervariasi dampaknya tergantung pada norma budaya (Alexander, Howieson, &Fox, 2015).
Ini dilakukan oleh Anies Baswedan. Pada kesempatan tersebut tak lupa Anies memberikan harapan kepada para Nyai dengan Anies mengaku berkomitmen penuh untuk memperjuangkan hak-hak para perempuan.
Ini merupakan strategi komunikasi verbal, dikatakan oleh Anies dalam rangka untuk memberikan harapan kepada muslimah NU, bahwa Anies tidak mengabaikan hak-hak perempuan, dia berkomitmen untuk memperjuangkan apa yang menjadi hak-hak mereka.
Anies juga mengatakan mereka merupakan sosok penting walaupun sering tidak pernah terlihat, dengan mengatakan demikian bahwa: “mereka adalah sosok penting” Anis memberikan apresiasi kepada para bu Nyai.
Ini adalah komunikasi verbal dari Anies Baswedan, ia memberi harapan dan memuji peran bu Nyai Nahdlatul Ulama.
Apakah safari politik kepada bu Nyai kalangan NU di Jawa Timur yang dilakukan Anies Baswedan efektif mampu menarik simpati dan dukungan dari Muslimah NU di seluruh Indonesia? Kita lihat saja nanti.[ind]
Sumber Bacaan:
1.https://www.researchgate.net/publication/345411369_Praktik_Lobi_dan_Negosiasi_oleh_Legislator_Sebagai_Bentuk_Komunikasi_Politik
2.https://www.detik.com/jatim/berita/d-6773069/silaturahmi-dengan-bu-nyai-ponpes-se-jatim-anies-incar-suara-nu
3.https://www.cnn.indonesia.com/nasional/gus-yahya-klaim-592-persen-pemeluk-islam-indonesia-mengaku-pemeluk-nu.
4.BPS Provinsi Jawa Timur
5.[1]://ditjenpp.kemenkumham.go.id/index.php?option=com_conten=artikel&id=peran-partai-politik-dalam-penyelenggaraan-pemilu-yangaspiratif-dan-demokratis&catid.
6.[2] Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari
(Disclaimer: tulisan ini murni opini dari penulis dan bukan mewakili pandangan redaksi chanelmuslim.com)