SEORANG balita terheran-heran dengan kaca mata yang dikenakan kakaknya. “Kakak pakai apa?” tanyanya sambil menunjuk ke arah kaca mata.
“Oh, ini namanya kaca mata, Dik,” jawab sang kakak.
“Buat apa pakai kaca mata?” tanya sang adik lagi.
“Kakak jelasin ya!” ucap sang kakak. Ia pun menjelaskan bahwa untuk bisa melihat, mata butuh dua hal: cahaya dan kemampuan mata.
Kaca mata yang dikenakannya, masih menurut sang kakak, untuk menambah kemampuan matanya yang ada gangguan.
“Dengan kaca mata ini, mata kakak bisa melihat jelas!” ungkapnya.
“Boleh nggak, adik pakai kaca mata kakak?” tanya sang adik.
“Nggak boleh. Karena mata adik nggak ada gangguan,” jelas sang kakak lagi yang diiringi anggukan sang adik tanda mulai mengerti.
**
Gangguan penglihatan kerap tidak dialami pada mata biasa saja. Mata hati pun bisa mengalami gangguan seiring pola asuh lingkungan yang kian jauh dari tuntunan Islam.
Gangguan itu memudarkan mata hati untuk melihat dengan jernih. Yang harusnya tampak jelas menjadi buram, yang ‘putih’ menjadi ‘abu-abu’, yang ‘lurus’ menjadi ‘bengkok’, dan seterusnya.
Itu artinya hati butuh obat agar penglihatannya kembali jernih. Bahkan mungkin juga butuh kaca mata hati. Obat dan kaca matanya hati adalah Al-Qur’an.
Karena itu, ‘simpan’lah Al-Qur’an dalam hati kita. Bukan sekadar di lisan dan pikiran kita. [Mh]