BAGAIMANA cara menghadirkan ketenteraman hati? Dalam Surat Ar-Ra’d ayat 28, Allah Subhanahu wa taala mengingatkan bahwa hanya dengan mengingat-Nya, hati akan tenteram.
Allah Subhanahu wa taala berfirman:
اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (Ar-Ra’d: 28)
K.H. Aunur Rafiq Saleh Tamhid, Lc. menjelaskan, ketenteraman hati sangat besar perannya dalam mewujudkan kebahagiaan hidup.
Sebaliknya, hati galau dan cemas menjadi sebab utama ketidakbahagiaan hidup.
Hati tenang membuat hidup terasa indah, lezat, lapang, nyaman dan kuat. Hati galau membuat hidup terasa sempit, tertekan, berat, depresi, tidak nyaman dan lemah.
Hanya dengan iman dan mengingat Allah hati menjadi tenteram dan kuat. Mengingat dunia, popularitas, kekayaan, harta, tabungan di rekening, kekuasaan dan jabatan malah membuat galau dan stres.
Baca Juga: Puncak Pencarian Ketenangan Hati
Cara Menghadirkan Ketenteraman Hati dalam Surat Ar Ra’d Ayat 28
Cara mudah mewujudkan ketenteraman hati adalah dengan memfungsikan iman dan dzikrullah dalam kehidupan.
Tentu iman dalam pengertiannya yang luas dan benar. Demikikian pula mengingat Allah.
Ada banyak hal yang sering membuat manusia galau dan cemas dalam menghadapinya.
Berikut ini beberapa contohnya dan cara menghadirkan atau memfungsikan iman dan mengingat Allah dalam menghalau kegalauan dan kecemasan:
A. Kelemahan manusia dalam menghadapi berbagai keadaan, tantangan, persaingan, kekuatan lawan atau ancaman yang jauh di atas kemampuannya.
Bagi orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak mengingat-Nya, keadaan ini bisa membuatnya cemas, takut dan stres lalu merasa tidak berdaya menghadapinya.
Keadaan ini pernah dihadapi orang-orang beriman di Madinah, lalu mereka menghadirkan iman dan mengingat Allah:
اَلَّذِيْنَ قَا لَ لَهُمُ النَّا سُ اِنَّ النَّا سَ قَدْ جَمَعُوْا لَـكُمْ فَا خْشَوْهُمْ فَزَا دَهُمْ اِيْمَا نًا ۖ وَّقَا لُوْا حَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ
“(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang ketika ada orang-orang mengatakan kepadanya, Orang-orang (Quraisy) telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu,
karena itu, takutlah kepada mereka, ternyata (ucapan) itu menambah (kuat) iman mereka dan mereka menjawab, Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.” (Ali ‘Imran: 173)
Dengan mengatakan حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ hati mereka menjadi tenteram dan memperoleh kekuatan spiritual lalu menghadapi kekuatan lawan dan memperoleh kemenangan.[ind]
(Bersambung)