APAKAH seorang Muslim sudah pasti berdosa ketika tidak membaca Al-Qur`an dengan tajwid yang benar? Pertanyaan ini tentu saja ada hubungannya dengan penjelasan dari hukum mempelajari ilmu tajwid.
Sebelum mendapatkan jawabannya, alangkah baiknya kita terlebih dahulu memahami tentang pengertian tajwid.
Baca Juga: Ilmu Tajwid: Hukum Bacaan Mim Sukun
Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid
Apa itu Tajwid?
Tajwid secara bahasa adalah mashdar dari jawwada-yujawwidu, yang artinya membaguskan. Sedangkan secara istilah, Imam Ibnul Jazari menjelaskan:
الإتيان بالقراءة مجودة بالألفاظ بريئة من الرداءة في النطق ومعناه انتهاء الغاية في التصحيح وبلوغ النهاية في التحسين
“Tajwid adalah membaca dengan membaguskan pelafalannya, yang terhindar dari keburukan pelafalan dan keburukan maknanya, serta membaca dengan maksimal tingkat kebenarannya dan kebagusannya.” (An Nasyr fil Qira’at Al ‘Asyr, 1/210).
Dijelaskan oleh Ustaz Adi Hidayat, tajwid itu adalah mendatangkan sesuatu dengan baik dan benar. Artinya, kita berusaha membaca Al-Qur`an secara benar sesuai apa yang telah diajarkan.
Secara istilah, suatu ilmu yang diketahui dengan ilmu itu bagaimana cara membaca Al-Qur`an dengan benar.
Oleh sebab itu, saat mempelajari ilmu tajwid, kita akan belajar tentang makhraj huruf, sifatnya, panjang pendeknya, tipis tebalnya, dan lain sebagainya agar bisa membaca seperti yang diajarkan Rasulullah
Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaily menjelaskan bahwa Al-Qur`an dibawa oleh Malaikat Jibril untuk disampaikan kepada Rasulullah. Rasul pun mendengarkannya dengan baik dari Jibril.
Kemudian, beliau juga mengajarkan cara membacanya kepada umat. Oleh sebab itu, cara membaca Al-Qur`an alangkah baiknya dilakukan dengan talaqqi (Belajar langsung dari guru) agar sesuai dengan apa yang diajarkan Rasulullah.
Tidak Berdosa bagi yang Belum Sempurna Bacaan Al-Qur`an dengan Tajwid
Namun, Syaikh Sulaiman memberikan nasihat pada kita agar tidak berlebihan terhadap tajwid. Dalam membaca Al-Qur`an, kita perlu tetap fokus pada penghayatan makna.
Selain itu, ingatlah bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuan hamba-Nya. Mungkin, sebagian Muslim membaca Al-Qur`an dengan tajwid yang tidak benar karena beberapa alasan.
Mereka tidak mengeluarkan huruf dari makhrajnya dengan tepat. Tidak bisa mengeluarkan sifat huruf dengan sempurna. Maka, ia tidak dihukum karena hal itu.
Alasannya, adanya perbedaan lidah (Bahasa) dan perbedaan dialek. Terkadang, hal tersebut membuat sebagian Muslim sulit membaca beberapa huruf sebagaimana mestinya.
Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid
Kemudian, Syaikh Sulaiman juga menjelaskan bahwa hukum tajwid ada dua. Pertama, tajwid fungsinya membenarkan bacaan. Ini hukumnya wajib karena termasuk bagian membaca Al-Qur`an.
Kedua, tajwid yang fungsinya untuk memperbagus bacaan. Ini masuknya dalam kategori untuk penyempurnaan.
Siapa yang mempraktikannya, maka itu bagus. Siapa yang tidak mempraktikkannya, tidak berdosa. Walaupun, ia sudah tahu tentang hukum-hukum mempelajari tajwid tersebut.
Adapun orang yang tidak mengerti tajwid sama sekali, maka kita tidak boleh menghalanginya untuk membaca Al-Qur`an,
Jangan sampai ada kata-kata, “Jangan membaca Al-Qur`an dahulu sampai engkau belajar tajwid.”
Dalam HR. Muslim No.798, justru dijelaskan bahwa jika engkau terbata-bata dan kesulitan membacanya, maka engkau akan dapat dua pahala.
Pertama, pahala berusaha dan pahala membaca.
Kesimpulan Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid
Jadi, ketika ditanya apakah berdosa apabila kita masih belum bisa membaca Al-Qur`an dengan tajwid yang benar? Maka, jawabannya adalah tidak berdosa jika bacaan salah karena belum bisa.
Namun, perlu diingat bahwa kita harus terus belajar agar bisa membaca dengan sesuai. Buya Yahya menjelaskan justru kita akan berdosa ketika sudah tidak mau belajar lagi. Kesimpulannya, hukum mempelajari ilmu tajwid merupakan sesuatu yang wajib.
Seperti halnya menuntut ilmu merupakan hal yang wajib dilakukan bagi Muslim laki-laki maupun perempuan. Saat proses pembelajaran, jangan merasa berdosa ketika masih belum bisa membaca Qur`an dengan baik.
Teruslah membaca sambil belajar agar kita tetap mendapatkan pahala. Belajarlah melalui metode-metode yang kita senangi. Bisa belajar langsung dengan guru atau mendengarkan audio dan berlatih mengikuti bacaan-bacaan Al-Qur`an dari para qari. [Cms]