WASPADAI penyakit kanker usus. Mengutip laman Dokter Sehat menginformasikan bahwa Kanker usus besar atau colorectal ditujukan pada tumor ganas yang berasal dari mukosa colon atau rectum, kebanyakan kanker colorectal berkembang dari polip.
Oleh karena itu, polypectomy colon mampu menurunkan kejadian kanker colorectal. Polip colon dan kanker pada stadium dini terkadang tidak menunjukkan gejala.
Baca Juga: 9 Makanan yang Dapat Mencegah Kanker Usus Besar
Mengenal Penyakit Kanker Usus
Secara histopatologis, hampir semua kanker usus besar adalah adenokarsinoma (terdiri atas epitel kelenjar) dan dapat mensekresi mukus yang jumlahnya berbeda-beda.
Tumor dapat menyebar melalui infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih, melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe pericolon dan mesocolon, dan melalui aliran darah, biasanya ke hati karena colon mengalirkan darah ke sistem portal.
Sekitar 75% dari kanker usus besar terjadi pada orang yang tidak memiliki faktor risiko tertentu, sisanya sebesar 25% kasus terjadi pada orang dengan faktor-faktor risiko yang umum, sejarah keluarga atau pernah menderita kanker usus besar atau polip, terjadi sekitar 15-20% dari semua kasus.
Faktor-faktor risiko penting lainnya adalah kecenderungan genetik tertentu, seperti Hereditary Nonpolyposis Colorectal Cancer (HNPCC; 4-7% dari semua kasus) dan Familial Adenomatosa Polyposis (FAP, 1%) serta Inflammatory Bowel Disease (IBD; 1% dari semua kasus).
Kanker usus besar merupakan salah satu penyakit yang mematikan, berdasarkan laporan World Cancer Report WHO, diperkirakan 944.717 kasus ditemukan di seluruh dunia pada tahun 2000.
Insiden yang tinggi pada kasus kanker usus besar ditemukan di Amerika Serikat, Kanada, Jepang, negara bagian Eropa, New Zealand, Israel, dan Australia, sedangkan insiden yang rendah itu ditemukan di Aljazair dan India.
Sebagian besar kanker colorectal terjadi di negara-negara industri, insiden kanker colorectal mulai mengalami kenaikan di beberapa negara seperti di Jepang, Cina (Shanghai) dan di beberapa negara Eropa Timur.
Penyebab kanker usus besar ditengarai oleh berbagai hal karena penyakit yang berhubungan dengan organ pencernaan (perut, usus, anus, dan lain-lain) tidak bisa disamakan satu sama lain karena hal itu terkait dengan pola makan dan gaya hidup yang bersangkutan. Namun, kebanyakan kasus pada intinya adalah karena:
Penumpukan tinja terlalu lama karena terjadinya konstipasi atau sembelit (sulit buang air besar atau BAB). Adanya polip adenoma (polyp adenoma) yang banyak ditemukan di Usus besar, usus besar dan anal.
Menurut American Cancer Society pada tahun 2008 di Amerika Serikat diperkirakan sekitar 148.810 orang didiagnosis menderita kanker usus besar dan 49.960 mengalami kematian dengan CFR 33,57%. Eropa, sebagai salah satu negara maju memiliki angka kesakitan kanker usus besar yang tinggi.
Pada tahun 2004, terdapat 2.886.800 kasus dan 1.711.000 kematian karena kanker dengan CFR 59,27%, kanker colorectal menduduki peringkat kedua pada angka insiden dan mortalitas.
Insidens kanker usus besar di Indonesia cukup tinggi, demikian juga angka kematiannya. Pada tahun 2002 kanker colorectal menduduki peringkat kedua pada kasus kanker yang terdapat pada pria, sedangkan pada wanita kanker colorectal menduduki peringkat ketiga dari semua kasus kanker.
Pada kebanyakan kasus kanker, terdapat variasi geografik pada insidens yang ditemukan, yang mencerminkan perbedaan sosial ekonomi dan kepadatan penduduk, terutama antara negara maju dan berkembang.
Upaya pencegahan terhadap kanker usus besar pada dasarnya adalah dengan menghindari penumpukan tinja berada terlalu lama di dalam usus. Dan, menghindari konstipasi atau sembelit juga tentunya.
Untuk pencegahan tersebut diantara bisa dilakukan dengan:
1. Konsumsi makanan dan minuman lebih fresh atau segar dan alami
2. Konsumsi makanan dengan kandungan kaya serat seperti pepaya, sayur hijau, dan lain-lain
3. Kurangi semaksimal mungkin penggunaan pengawet dan penyedap buatan
4. Hindari stress, depresi dan emosi yang tidak stabil
5. Hindari makanan yang digoreng dengan minyak bekas atau minyak goreng rusak.
6. Konsumsi kopi secara rutin juga terbukti mampu mengurangi resiko pengidap penyakit ini sebagaimana dirilis di halaman Wikipedia.
Namun, sebaiknya harus didahului dengan mengkonsumsi makanan ringan untuk mencegah maag kambuh (bagi yang juga menderita sakit maag)
6. Menenangkan pikiran dan menjalani hidup lebih rileks, dengan kata lain adalah bersyukur dan ikhlas.
Sumber: doktersehat.com
[jwt/Cms]