HAJI merupakan ibadah yang melibatkan harta, fisik dan batin kita. Ibadah yang dinanti-nanti oleh jutaan umat Islam di dunia. Ibadah yang hanya bisa dilakukan di kota suci Mekkah menyimpan rahasia keimanan dibalik tiap amalannya.
Ihram
Ihram sebagai amalan pertama dalam perlaksanaan ibadah haji mengandung pesan persamaan manusia dihadapan Allah, terlepas dari kedudukan, harta, status sosial hingga keturunannya.
Ihram juga sebagai cerminan kebangkitan manusia di hari akhir, bahwa semua unsur yang disebutkan tadi tidak akan memengaruhi catatan amal manusia.
Talbiyah
Talbiyah adalah ungkapan rasa syukur hamba atas nikmat panggilan Allah untuk menunaikan ibadah haji. Talbiyah juga sebagai ungkapan ketidakberdayaan seorang hamba di hadapan Allah.
Dengan membaca talbiyah, kita sedang diajak untuk menjadi manusia sejati, mengakui keagungan dan kemahakuasaan Allah subhanahu wa ta’la.
Thawaf
Thawaf yaitu mengitari ka’bah sebanyak tujuh kali. Saat thawaf kita memenuhi hati dengan harapan sebagai ungkapan cinta yang mendalam terhadap simbol tauhid.
Thowaf ini tidak sekedar perputaran tubuh kita mengelilingi ka’bah, namun lebih dari itu melibatkan ‘thowaf’-nya hati kita yang berpusat pada ketundukan pada Allah untuk memenuhi panggilan-Nya.
Dan tahukah kamu? thowaf ini juga dilakukan oleh jutaan malaikat di arsynya Allah lho.
Baca Juga: Kisah Haji: Kitab Kuning yang Terselamatkan
Rahasia Keimanan di Balik Amalan Haji
Sa’i
Amalan sa’i yaitu berjalan atau berlari-lari kecil dari shafa ke marwa dengan niat beribadah mencontoh apa yang dilakukan Sayidah Hajar, istri Nabi Ibrahim, saat mencari penghidupan untuk anaknya Ismail.
Sa’i memiliki arti berusaha. Maksudnya kita dianjurkan untuk berusaha dalam mencapai sesuatu dengan diiringi sikap tawakkal dan penyerahan diri kepada Allah.
Wukuf di Arafah
Orang-orang yang berhaji pada saat wukuf atau berdiam diri di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah datang dari berbagai penjuru dunia. Kondisi ini gambaran kecil dari situsi umat manusia di mahsyar pada hari kebangkitan nanti.
Hikmah dari amalan ini menitikberatkan pada persiapan kita menghadapi hari akhir dan huru-hara yang ada di dalamnya.
Saat wukuf di Arafah kita masih bisa pulang kembali ke negeri kita, namun tidak untuk ‘wukuf’ di padang mahsyar.
Itulah mengapa saat wukuf di Arafah umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak harapan dengan doa yang tulus kepada Allah.
Melempar jumrah
Amalan melempar jumrah ini sebagai simbol dari perlawanan kita terhadap godaan setan serta bisikannya, sebagaimana yang telah dilakukan Nabi Ibrahmin di waktu silam.
Poin terpentingnya, bahwa amalan ini menguatkan tekad kita untuk mencari perlindungan kepada Allah dalam mengusir hawa nafsu.
Sahabat Muslim, semoga kita segera mendapat panggilan Allah untuk mengunjungi rumah-Nya ya.
Sumber:
- Al-Hajj Hukmun wa Asraarun oleh Ali bin Badahdah (islamstory.com)
- Kitaabul Hajj: Hukmun wa Asraarun oleh Ratib an-Nabulsi (nabulsi.com)