(Diterjemahkan dan diedit oleh Farid Nu’man Hasan)
ChanelMuslim.com – Segala puji bagi Allah yang mengisra’kan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha, shalawat dan salam kepada Rasulullah yang diisra’kan menuju negeri penuh berkah bagi alam semesta, kiblat pertama umat Islam, negeri para Nabi, tempat diturunkan risalah, bumi jihad dan ribath (yakni berjaga di malam hari ketika jihad, pent), hingga hari kiamat. Juga kepada keluarganya dan sahabatnya yang telah mempersembahkan darahnya yang suci untuk bumi thayyibah (bumi penuh kebaikan), hingga Islam tegak di sana, meninggikan panji-Nya, dan mengusir darinya musuh-musuh yang mengotori kesuciannya dari syirik dan kekafiran. Juga kepada orang-orang yang mewarisi negeri ini, lalu menjaga pusaka kaum muslimin ini, dan membelanya dengan harta dan jiwanya.
Wa ba’du,
Sesungguhnya adalah tugas ulama Islam dan cendekiawannya untuk menjaga kaum muslimin dan membimbing mereka dari jalan yang sempit, perkara-perkara yang menyulitkan, dan membahayakan.
Kami yang bertanda tangan, menegaskan kepada kaum muslimin di saat kondisi sulit seperti sekarang ini, bahwa Yahudi adalah manusia yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang beriman, mereka merampas Palestina, merusak kehormatan kaum muslimin, menyiksa penduduknya, dan menodai kesuciannya. Selamanya, mereka tidak boleh dibiarkan sampai kemerdekaan bagi kaum muslimin, tidak dibenarkan eksistensi dan penguasaan mereka atas kaum muslimin, di mana pun.
Kami meyakini, dengan apa-apa yang telah Allah tegaskan kepada kami, yaitu berupa janji dan ikrar dalam Alquran yang haq, bahwa jihad adalah satu-satunya jalan untuk membebaskan Palestina. Tidak boleh mengakui keberadaan Yahudi di tanah Palestina atau menyerahkan sejengkal tanahnya, atau mengakui hak mereka walau sedikit.
Sesungguhnya mengakui mereka adalah bentuk khianat terhadap Allah, rasul-Nya, dan amanah kaum muslimin yang seharusnya dijaga. Allah berfirman: “Wahai orang-orang beriman, janganlah kamu khianati Allah, Rasul-Nya, dan jangan khianati amanah yang ada padamu, padahal kamu mengetahuinya.” Adakah khianat yang lebih besar daripada menjual tanah suci kaum muslimin dan menyerahkan negeri-negeri muslim kepada musuh-musuh Allah, Rasul dan orang-orang beriman?
Kami meyakini, Palestina adalah bumi Islam selamanya. Pasukan Islam akan membebaskannya dari cengkeraman Yahudi, sebagaimana pernah dibebaskan Shalahuddin al Ayyubi dari cengkeraman kaum salibis, kalian akan mengetahui kebenaran berita ini.
Semoga shalawat dan salam tercurah kepada Rasulullah, keluarganya, dan para sahabatnya.
Yang bertanda tangan:
– Syaikh Yusuf al Qaradhawy (Mesir/Qatar)
– Syaikh Muhammad Al Ghazali (Mesir)
– Syaikh Umar Sulaiman al Asyqar (Palestina)
– Syaikh Khalid al Madzkur (Kuwait)
– Syaikh Shadiq Abdullah Abdul Majid (Sudan)
– Syaikh Wahbah az Zuhaili (Syiria)
– Syaikh Aghuz Khan Ashil (Turki)
– Syaikh Thayyis Abdullah al Jamily (Irak)
– Syaikh Muhammad Amin Siraj (Turki)
– Syaikh ‘Isham basyir (Sudan)
– Syaikh Muh Atha Sayyid Ahmad (Sudan)
– Syaikh Hafizh Salamah (Mesir)
– Syaikh Ibrahim Zaid al Kailany (Jordania)
-,Syaikh Abdussalam al Hiras (Maroko)
– Syaikh Muh Na’im Yasin (Palestina)
– Syaikh Abdullaits an Nadwy (India)
– Syaikh Muh Utsman Syabir (Palestina)
– Syaikh Nur Muhammad (India)
– Syaikh Hamam Said (Palestina)
– Syaikh Abdul Halim Washi Ahmad (India)
– Syaikh Musthafa Muh ‘Arjawy (Mesir)
– Syaikh Mufti Syamsuddin (India)
– Syaikh Qadir an Naury (Kuwait)
– Syaikh Abdul Haq al Falahy (India)
– Syaikh Ahmad bin Hamd al Khalily (Oman)
– Syaikh Faishal al Maulawy (Libanon)
– Syaikh Abdurrahman bin Bah (Guinia)
– Syaikh Muh Abdurrahman (Jazrul Qamar)
– Syaikh Abdullah ‘Azzam (Palestina)`
– Syaikh Thaha Jabir al Ulwany (Irak)
– Syaikh Abdus Satar Fat-hullah Said (Mesir)
– Syaikh Musthafa Masyhur (Mesir)
– Syaikh Muh Zakiyuddin Muh Qasim (Mesir)
– Syaikh Ahmad Muh al ‘Asal (Mesir)
– Syaikh Fat-hi Yakan (Libanon) – Syaikh Najmuddin Erbakan (Turki)
– Syaikh Ali as Salus (Mesir)
– Syaikh Qadhi Husein Ahmad (Pakistan)
– Syaikh ‘Isa Zaky Syaqrah (Palestina)
– Syaikh al Amin Muh Utsman (Sudan)
– Syaikh Taufiq al Wa’ie (Mesir)
– Syaikh Mahmud ‘Ied (Mesir)
– Syaikh Nazih Hamad (Siria)
– Syaikh Wahiuddin Khan (India)
– Syaikh Jasim al Muhalhil (Kuwait)
– Syaikh Abdurrahman Abdul Khaliq (Mesir/Kuwait)
– Syaikh Ahmad al Qathan (Kuwait)
– Syaikh Muhammad Syarif (Kuwait)
– Syaikh Abdullah Ma’tuq (Kuwait)
– Syaikh Ahmad Hasan Farhat (Siria)
– Syaikh Abdullah Ibrahim (Malaysia)
– Syaikh Hasan Muh Salim
– Syaikh Muharram ‘Arifi (Libanon)
– Syaikh Abdurrabbi Rasul Sayyaf (Afghanistan)
– Syaikh Hekmatyar (Afghanistan)
– Syaikh Burhanuddin Rabbani (Afghanistan)
– Syaikh Ahmad Syah Mas’ud (Afghanistan)
– Syaikh Muh Ahmad ar Rasyid (Irak)
– Syaikh Mahfuzh Nahnah (Al Jazair)
– Syaikh Rasyid al Ghanusyi (Tunisia)
Sumber: kitab Fatawa ‘Ulama al Muslimin bi tahrimi at Tanazul ‘an Ayyi Juz’in min Falisthin, hlm. 16-19. Cet.1. 1410 H Jumadits Tsaniyah/ 1990 M Januari.
Penerbit: Jam’iyyah al Ishlah al Ijtima’iy, Kuwait
(ind)