ChanelMuslim.com- Namanya Muhammad Abdul Fattah. Meski usianya tergolong muda untuk seorang imam, 26 tahun, Fattah tidak gentar untuk tetap menjadi imam di Masjid Raudhah, Sinai Utara, yang Jumat lalu (24/11) mendapat serangan teror dari pihak yang belum jelas.
Seperti dilansir laman AFP, Fattah menceritakan detik-detik serangan yang menewaskan lebih dari tiga ratus jamaah shalat Jumat itu. Ia menjadi saksi mata seperti apa serangan berlangsung.
“Saya baru dua menit menyampaikan khutbah, kemudian datang sekelompok orang menembaki jamaah shalat Jumat,” ujar Fattah yang ikut mengalami luka. Saat ini, Fattah masih dirawat di rumah sakit.
Saat itu, masih menurut Fattah, ia sedang menyampaikan khutbah dengan tema akhlak dan kemuliaan Nabi Muhammad saw. Karena Jumat itu merupakan Jumat pertama di bulan Rabiul Awal yang biasa di tanah air sebagai bulan Maulid Nabi.
Tiba-tiba, sekelompok orang datang dari luar masjid dan langsung memberondongkan senjata ke arah jamaah yang panik. Ia pun ikut terluka dan pingsan karena terjatuh dan terinjak-injak jamaah yang panik untuk menyelamatkan diri.
“Saya tidak tahu kelanjutan kejadiannya. Karena saya terluka dan terjatuh. Saya pun terinjak-injak jamaah yang panik. Bahkan, dua atau tidak jasad yang tewas menindih tubuh saya,” ungkap Fattah.
Namun demikian, Fattah sedikit pun tidak takut apalagi trauma untuk menyampaikan khutbah di Masjid Raudhah itu.
“Kalau sudah sembuh nanti, saya bertekad akan meneruskan khutbah saya yang belum selesai,” ucapnya penuh semangat.
Siapa di Balik Teror Ini
Seperti diberitakan sejumlah media, serangan terorisme terjadi di Masjid di kawasan Bir al-Abed, Sinai Utara, Mesir, saat sedang berlangsung Shalat Jumat.
Saksi mata menuturkan bahwa terjadi dua ledakan di halaman masjid. Kemudian, sejumlah orang dengan mengendarai empat mobil memberondongkan senjata mereka ke arah kumpulan jamaah shalat. Saat ini, dilaporkan lebih dari tiga ratus orang meninggal dunia.
Belum jelas siapa pelaku serangan. Namun, ada pernyataan dari afiliasi ISIS lokal bahwa mereka mengklaim sebagai pelaku serangan.
Konflik antara pemerintah mesir dengan kaum militan di Semenanjung Sinai memang sudah berlangsung lama. Sasarannya selalu tentara atau polisi Mesir. Belum pernah diberitakan serangan diarahkan ke penduduk sipil seperti yang terjadi di Masjid Raudhah ini.
Tragedi di Masjid Raudhah ini terjadi sehari sebelum rencana pemerintah Israel membuka perbatasan Refah Mesir yang menghubungkan Palestina dengan Mesir. Sebelumnya, Israel sesumbar akan membuka perbatasan yang ia tutup sejak lama untuk dibuka selama tiga hari sejak Sabtu (25/11). Buntut dari serangan ini, pihak Israel dan Mesir membatalkan pembukaan perbatasan itu dengan alasan keamanan.
Hingga kini, pemerintah Mesir belum mengumumkan secara resmi siapa pelaku di balik aksi teror itu dan apa motifnya. Sejarah mencatat, teror ini tergolong yang pertama di Mesir yang langsung dialamatkan ke jamaah Shalat Jumat. (mh)