BELUM lama ini ada postingan di media sosial seseorang yang berniat murtad untuk melunasi utang. Ia menulis, jika tidak ada orang yang membantunya dalam persoalan ekonominya, ia akan keluar dari agama Islam.
Lalu, bagaimana hukumnya orang yang berniat murtad? Ustaz Farid Nu’man Hasan, M.Kom.I. menjelaskan bahwa hukum “murtad” oleh para ulama dinilai sudah jatuh bagi mereka yang meniatkan di hatinya untuk murtad.
Walau di lisan dan perbuatan belum menyatakannya.
Baca Juga: Hati-Hati dengan 3 Jalur Kemurtadan
Berniat Murtad karena Utang
Para ulama menegaskan:
هي قَطعُ الإسلامِ بنِيَّةِ كُفرٍ، أو تَرْكُ جِنسِ العَمَلِ الصَّالحِ الذي لا يَصِحُّ الإيمانُ إلَّا به، لا سِيَّما الصَّلاةِ، أو قَولُ كُفْرٍ، أو فِعلُ كُفْرٍ، سواءٌ قاله أو فَعَله استهزاءً، أو عِنادًا، أو اعتِقادًا
Yaitu memutuskan hubungan dari Islam dengan meniatkan kufur, atau meninggalkan salah satu jenis amal shalih yang keimanan tidak sah kecuali dengannya,
apalagi shalat, atau perkataan kufur, atau perilaku kufur baik dia mengatakan atau melakukan karena mengolok-olok, pembangkangan, atau karena keyakinan.
(Imam Ibnu Qudamah, Al Mughni, 1/238, Imam An Nawawi, Minhajut Thalibin, hlm. 293, Imam Ibnu Taimiyah, Ash Sharim Al Maslul, 3/865)
Maka, hendaknya seseorang yang sudah berniat murtad untuk bertobat dengan tobat sebenar-benarnya, bersyahadat dengan tulus, menyesali niatnya, dan bertekad tidak mengulangi lagi.
Lalu belajarlah agama dengan baik agar menjadi pribadi yang istiqamah.
Demikian. Wallahu a’lam. Berkaitan dengan melunasi utang, masih banyak cara lain untuk menyelesaikannya tanpa keluar dari agama Islam.
Sebagai pribadi muslim, tentu saja, sebaiknya kita menghindari utang yang dapat menjerumuskan kita berbuat maksiat seperti mencuri, riba, bahkan murtad.
Salah satu kewajiban kita juga, apabila dapat membantu atau mengetahui saudara, teman, atau kenalan kita yang terjerat utang, sebisa mungkin dapat menolongnya, minimal membantu mencarikan solusi terbaik.
Sebagai orang yang memiliki utang, berusahalah untuk melunasi utang dengan memperbanyak doa terhindar dari kemalasan dan diberikan kesanggupan untuk membayar utang, ditambah mencari penghasilan halal.
Semoga persoalan ekonomi ini tak sampai membuat seseorang keluar dari Islam, meskipun hanya meniatkannya.[ind]
Sumber: Sharia Consulting Center (SCC)