MENGENALI manajemen emosi bagi pasangan suami istri sangatlah penting agar keduanya mampu membersihkan marah dari pribadi masing-masing saat berhadap dengan konflik.
Menurut Imam Al-Gazali marah itu ada 3 macam, yaitu:
1. Marah yang terpuji yaitu marah untuk membela diri, kehormatan, harta, agama, hak-hak umum atau menolong orang yang dizalimi.
2. Marah yang diperbolehkan yaitu marah yang muncul karena kebencian terhadap maksiat atau kemunkaran.
3. Marah yang tercela yaitu marah yang timbul untuk membela kebatilan dan kemaksiatan.
Suami istri harus bisa membersihkan kepribadiaannya dari sikap marah yang tercela, karena itu diharamkan oleh Islam.
أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْصِنِي قَالَ لَا تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ لَا تَغْضَبْ
Seorang laki-laki berkata kepada Nabi subhanahu wa ta’ala: “Berilah wasiat kepadaku.” Nabi menjawab: “Janganlah engkau marah.” Ia bertanya berulang kali, beliau (tetap) bersabda,” Janganlah engkau marah.” (HR Bukhari)
Baca Juga: Mengucap Talak karena Marah
Membersihkan Marah dari Pribadi Suami Istri
View this post on Instagram
Syetan itu senang sekali menggoda msnusia untuk menjadi pemarah, sebab marah itu sumber kejahatan sehingga bisa menimbulkan banyak perbuatan kriminal dan berdosa serta menghacurkan kehidupan keluarga.
Suami istri harus bisa mengkondisikan diri untuk bisa menahan amarahnya agar menjadi keluarga yang aman, tenang dan damai. Caranya sebagai berikut:
1. Mengokohkan iman dan takwa agar bisa membentengi diri dari godaan syetan dan napsu sehingga mampu bersabar dalam kebaikan.
2. Memohon perlindungan kepada Allah. Allah berfirman:
وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۚ
“Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah” . ( Al-A’raf : 200 )
3. Berlatih dan membiasakan diri untuk menahan marah, tidak bersikap kasar & mengendalikan lisan agar menjadi orang yang berjiwa kuat dan sabar. Rasulullah bersabda:
لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرُعة، وَلَكِنَّ الشَّدِيدَ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ”
“Orang yang kuat itu bukanlah karena jago gulat, tetapi orang kuat ialah orang yang dapat menahan dirinya ketika sedang marah.” (HR Bukhari & Muslim)
4. Memperbaiki ibadahnya agar lebih khusyuk dan istiqamah, banyak berdzikir, beristigfar serta berdoa kepada Allah SWT.
5. Sering mengingat balasan orang yang sabar dan mengendalikan amarah agar bisa selamat menjadi ahli surga. Rasulullah bersabda:
لاَ تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ
“Jangan kamu marah, maka kamu akan masuk Surga.” (HR Ath-Thabrani).
Umar bin Khathab berkata di dalam khutbahnya, “Orang yang beruntung di antara kalian adalah orang yang terjaga dari ketamakan, hawa nafsu, dan amarah.”
6. Berlapang dada, mudah memaafkan dan memahami kondisi pasangan dan kondisi orang lain.
7. Memahami akibat buruk dari sikap pemarah diantaranya tidak bisa membuat keputusan yang rasional dan tepat, mudah dikuasai napsu dan syetan, menimbulkan perbuatan zalim dan permusuhan, jiwa dan fisiknya setres sehingga menimbulkan berbagai penyakit di dalam tubuh serta menghancurkan kehidupan berkeluarga serta ikatan silaturrahim.
Catatan Ustazah Dr. Aan Rohanah Lc., M.Ag di akun instagramnya @aanrohanah_16. Ustazah Aan Rohanah adalah perempuan yang Peduli Keluarga dan Pendidikan Anak. [Ln]