Meski munculnya sentimen anti Muslim di seluruh negeri, namun warga Prancis justru ingin mengetahui lebih banyak tentang Islam dan itu tercermin dalam peningkatan penjualan buku-buku Islam.
“Warga Prancis terkadang meminta lebih dan banyak pertanyaan, dan mereka merasa kurang puas dari jawaban yang mereka dapatkan dari media,” kata Fabrice Gerschel, direktur majalah Philosophie, mengatakan kepada Press TV.
Gerschel, yang menerbitkan majalah Philosophie yang berfokus pada kitab suci umat Islam, Al-Quran, mengatakan bahwa toko-toko buku di Prancis mulai menjual buku tentang Islam.
Dibandingkan dengan waktu yang sama pada tahun 2014, buku-buku tentang Islam telah terjual tiga kali lebih tinggi pada kuartal pertama 2015, menurut Serikat Toko Buku Prancis.
Akademisi Prancis juga telah meresmikan program yang bertujuan memberikan pemahaman tentang Islam yang lebih baik di universitas mereka, termasuk di ajang bergengsi College de France di Paris.
“Mengingat situasi ini, saya telah menambahkan sesi pada agama-agama monoteistik ke kelas budaya umum bagi mahasiswa mempersiapkan diri untuk ujian hakim,” tambah Jean Rony, yang mengajar hukum di Universitas Sorbonne.
Jumlah muallaf Islam di kalangan orang-orang Prancis juga meningkat secara signifikan setelah serangan Charlie Hebdo.
Beberapa hari setelah serangan Charlie Hebdo, sutradara Prancis Isabelle Matic mengumumkan keputusannya untuk masuk Islam di akun FaceBook-nya, membuat pengumuman tak terduga hanya beberapa hari setelah insiden serangan Paris.[af/onislam]