SENANTIASA Ramah Bernuansa Islam (SERAMBI) Fakultas Hukum Universitas Indonesia menggelar acara Muslimah Career Day 2022 2.0 bertajuk “Saling Berulur Tangan Menuju Kemaslahatan”.
Kegiatan yang diselenggarakan di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, pada Sabtu (26/11/2022), menampilkan empat narasumber yang luar biasa.
Keempat narasumber tersebut adalah Silvia Desty Rosalina, S.H., M.H. sebagai Kepala Bidang Pemulihan Aset Nasional PPA Kejaksaan. Irda Nuraprida, S.H, M.H. sebagai Legal Counsel Perbankan Syariah. Ummi Kulsum Irawan, S.Psi. psikolog, CMHA sebagai CEO of Tara Consulting dan Dr. Dewi Djalal, S.H., M.H. sebagai managing partner di Kantor Hukum Dewi Djalal & Partners.
Baca Juga : HMC Bekasi Menggiatkan Pelaku Usaha Kreatif Muslimah di Kota Bekasi
Muslimah Career Day 2022 2.0: Inspiring Talks Berdayakan Peran Perempuan
Ketua Serambi FH UI 2022, Arsyiela Azzahra Hatifah mengatakan, “Muslimah Career Day 2022 2.0” merupakan acara tahunan dari Divisi Islam and Women Center (IWC) SERAMBI FH UI. Program kerja bertujuan memberikan wawasan tentang pendidikan dan karir hukum serta isu kemuslimahan dalam dunia karir.
“Acara Muslimah Career Day tersebut dimaksudkan untuk memberikan wawasan dunia karir kepada para muslimah. Dalam acara ini kami juga membahas bagaimana ketika muslimah harus menyeimbangkan kehidupan karirnya dengan kehidupan berumah tangga,” kata Arsyiela Azzahra.
Dalam kesempatan tersebut Arsyiela Azzahra berharap kegiatan Muslimah Career Day ini mampu memberdayakan perempuan agar memiliki cita-cita yang bisa memberikan kebermanfaat dan kemaslahatan bagi masyarakat dan agama.
Legal Counsel Perbankan Syariah, Irda Nuraprida, S.H, M.H. memaparkan pengalaman yang dia lakukan sebagai ibu rumah tangga dan berkarir menjabat sebagai Legal Counsel Perbankan Syariah.
“Kita harus pintar memanajem waktu. Walaupun saya sudah menikah saya ingin punya eksistensi dalam pendidikan dan bisa berkarir, dan itu konsekuensi. Akhirnya saya juga harus bisa membuktikan keberhasilan saya dalam rumah tangga. Kita bisa kok tidak melepaskan salah satunya, asal kita bisa memanajemen waktu dengan baik,” ujar Irda Nuraprida.
Kemudian, ia juga mengingatkan ketika ada syarat-syarat atau kewajiban sebagai istri telah terpenuhi, maka wanita pun boleh keluar rumah bahkan untuk bekerja.
Melanjutkan penjelasan dari Irda Nuraprida. Kepala Bidang Pemulihan Aset Nasional PPA Kejaksaan, Silvia Desty Rosalina, S.H., M.H. juga memaparkan bagaimana seorang ibu dapat mengatur waktu yang tepat di saat mereka bekerja dan di saat mereka harus menyediakan waktu bagi anak mereka.
“Saya mempunyai komitmen dengan suami dan anak-anak, di hari Sabtu dan Ahad itu adalah waktu khusus untuk kumpul bersama,” ujar Silvia Desty.
Bukan tanpa alasan, menjaga komitmen dan kedekatan dengan anak juga bisa membantu agar anak bisa mamahami pekerjaan orang tuanya.
“Bagaimana kita harus membuat anak kita bangga dengan pekerjaan kita, kita jelaskan pekerjaan kita kepada mereka. Akhirnya mereka bisa menikmati itu, dan ketika itu berhasil berarti mereka turut serta terhadap pekerjaan kita,” sambungnya.
Meski sedang sama-sama sibuk, baginya menyediakan waktu khusus bersama keluarga adalah hal mutlak. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak melakukannya.
“Kuncinya cuma satu carilah pekerja yang membuat diri kita bangga, sehingga kita bisa memberikan aura kebahagiaan terhadap keluarga dan anak kita. Jadi bukan seberapa banyak waktu kita dengan keluarga. Tapi bagaimana kualitas yang bisa kita berikan kepada keluarga,” jelasnya.
Silvia juga mengakui bahwa ridha suami merupakan hal yang paling utama, dirinya tidak akan bisa mencapai karir cemerlang seperti saat ini jika bukan tanpa ada ridha darinya.
Kemudian managing partner di Kantor Hukum Dewi Djalal & Partners, Dr. Dewi Djalal, S.H., M.H. mengatakan, bahwa saat ini melihat perempuan menjadi sosok wanita karier adalah hal yang wajar. Bahkan tidak jarang saat ini melihat perempuan menjadi pemimpin.
Ia mengatakan menjadi ibu dan memilih berkarier tentunya memiliki tantangan yang luar biasa, terutama dalam hal membagi waktu antara karier dan pekerjaan.
Memilih karir dan menjalankan menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya, keduanya sama-sama memiliki konsekuensi.
Manajemen waktu adalah pondasi utama agar sukses dalam membagi dalam dua kegiatan. Agar keduanya berjalan dengan seimbang yaitu rumah tangga dan karier bisa sama-sama dikendalikan, maka perlu manajemen waktu yang tepat.
“Sama-sama memiliki konsekuensi atas suatu pilihan yang dari awal kita pilih, makanya life balance motto hidup saya adalah biarkan pekerjaan itu masuk terus tapi kita yang harus bisa menyortir dan mengatur waktu,” ujar Dr. Dewi Djalal.
Dalam kesempatan yang sama, Ummi Kulsum Irawan, S.Psi. Psikolog, CMHA mengatakan, bahwa sebagai muslimah dalam Islam pada dasarnya dituntut untuk terus memperbaiki diri, melakukan kegiatan yang produktif dan tidak menyia-nyiakan waktu.
“kita sebagai muslimah dituntut untuk terus belajar, seorang muslimah juga harus berpikir lebih luas, harus senantiasa memperbaiki kualitas dan optimis dan memendang masa depan. Terus harus berjuang jangan pernah berhenti terus memperbaiki diri,” ujar Ummi Kulsum.
Baca Juga : Pentingnya Peran Muslimah dalam Syiar Dakwah
Ummi Kulsum juga memaparkan beberapa karir yang ideal bagi seorang muslimah. Walaupun tidak bisa dikatakan sebagai kriteria namun hal tersbut perlu diperhatikan.
“Pertama carilah pekerjaan yang mendekatkan diri kita kepada Allah Subhanahu wa Taala. Hindari pekerja yang menyakiti secara mental dan fisik, tidak meninggalkan tanggung jawab terhadap keluarga hindari pekerjaan yang menyajikan ke arah maksiat, batasi interaksi dgn rekan kerja laki laki dan pilih pekerjaan yang menghargai dirimu sebagai muslimah,” jelasnya.
Menjadi seorang wanita muslimah bukan penghalang bagi mereka terus berkarier. Dalam kesibukannya dalam menjalani peran ganda, muslimah nyatanya mampu menyeimbangkan antara kehidupan karir dan kehidupan dalam rumah tangganya.
[wmh]