TANGGAL 25 November selalu dikenang sebagai Hari Guru. Ketetapan ini dibuat melalui Keppres No. 78 Tahun 1994.
Hari Guru selalu diperingati bangsa Indonesia setiap tanggal 25 November. Hari Guru tentu bukan sekadar sebuah hari tertentu. Melainkan, sebuah momen pengingat tentang nilai jasa guru yang tak terhingga.
Secara tugas dan fungsi, guru lebih sebagai sosok pengajar dan pendidik daripada penyampai ilmu. Kata ajar pun menunjukkan keteladanan atau penyampaian ilmu melalui bukti nyata.
Dalam tradisi Islam, guru boleh jadi lebih dekat sebagai murabbi. Murabbi berasal dari bahasa Arab yang artinya seseorang yang menumbuhkan, mendidik, mengarahkan, dan lainnya.
Seorang murabbi boleh jadi bukan seorang ulama. Ia belum tentu pakar terhadap ilmu. Tapi, ia memiliki kemampuan untuk membentuk seseorang dengan nilai yang jauh lebih baik.
Dalam hal ini, seorang murabbi, pada saatnya nanti, boleh jadi akan berada di bawah muridnya. Ia tetap akan sebagai guru atau murabbi, tapi murid-muridnya terus berkembang menjadi seseorang yang melampaui gurunya.
Inilah kekhasan sosok guru di negeri-negeri muslim seperti di Indonesia. Porsi tugasnya lebih besar sebagai pendidik daripada pentransfer pengetahuan.
Karena itu, beban moral seorang guru jauh lebih besar dari profesi mana pun. Guru tidak boleh asal berpakaian, tidak boleh asal bicara, tidak boleh asal berperilaku, dan lainnya.
Bisa dibilang, modal untuk menunjang kapasitas moral ini sebagai porsi terbesar pengeluaran keuangannya. Seperti untuk membeli busana yang baik, sepatu yang memadai, dan aksesoris lainnya.
Bayangkan jika seorang guru dengan gaji sangat minim atau di bawah upah minimum regional daerah. Tentu, ia akan kesulitan dalam berkejaran untuk tampil sebagai sosok yang pantas untuk diteladani. Mulai dari busananya, hingga pengetahuan, kebugaran dan kesehatan tubuhnya.
Ia tidak seperti profesi lain pada umumnya yang berhadapan dengan benda mati. Tidak pula sekadar berhadapan dengan manusia. Tapi, ia sedang mengolah anak manusia untuk menjadi sosok yang berkualitas.
Bayangkan betapa beratnya. Betapa sulit dan repotnya. Modal kerjanya bukan sekadar skill dan kompetensi mengajar, tapi sebagai sosok yang pantas untuk diteladani.
Dari sisi Islam pula, sosok guru sangat dihormati. Imam Nawawi Al-Bantani dalam sebuah kitabnya, menyampaikan sebuah hadis, siapa yang memuliakan alim (guru) maka ia memuliakanku. Siapa yang memuliakan aku maka ia memuliakan Allah. Dan siapa yang memuliakan Allah, tempatnya ada di surga.
Pahala seorang guru mungkin melampaui pekerjaan apa pun. Guru akan mendapatkan pahala dari setiap kebaikan yang dilakukan siswanya karena siswanya melakukan kebaikan itu dari didikan sang guru.
Bayangkan, berapa banyak siswa yang telah ia ajarkan. Dan berapa banyak kebaikan dari siswanya yang banyak itu telah memberikan maslahat kepada orang lain. Masya Allah.
Selamat Hari Guru. Semoga Allah subhanahu wata’ala membalas jasa guru dengan balasan yang berlipat. Tentunya, juga balasan profesi dari lingkungannya secara memadai. [Mh]