SAAT anak sedang berada di fase egosentris biasanya tidak ingin berbagi dengan orang lain atas barang yang dia miliki, sehingga banyak orang tua yang merasa khawatir ia tumbuh menjadi pribadi yang sulit berbagi dan akhirnya orang tua bertindak menyalahkannya.
Padahal ini adalah fase yang normal atau bagian dari fitrah individualitasnya.
Ustaz Herry Santosa Allahu yarham, menyebutkan bahwa anak pada fase ini merasa bahwa dirinya pusat semesta. Beberapa anak dengan bakat competition atau commander dan lain-lain, egonya lebih menonjol dari yang lain.
Wujudnya yang keras kepala, melawan marah jika dinasehati, dan sebagainya. Orang tua harus hati-hati, jangan sampai sikap mereka dibenturkan dengan akhlak.
Ini bukan perilaku tak berakhlak tetapi perilaku menuju kesempurnaan akhlak.
Menurut peneliti Havighurst fase egosentris anak ini ada pada rentang usia 0-6 tahun. Umumnya berada pada usia tengah seperti 1,5; 2,5; 3,5; 4,5; 5,5 tahun.
Pada fase ini sel-sel otak dalam diri anak tengah berkembang pesat sehingga mulai menyadari dia mempunyai sesuatu. Umumnya, setiap anak akan melewati fase ini dan akan berakhir seiring dengan berkembangnya usia.
Baca Juga: 3 Fase dalam Ketofastosis, Pemula Dimulai dari Fase Induksi
Cara Menghadapi Anak yang Berada di Fase Egosentris
1. Bersabar
Nikmati saja egonya, karena ini bagiandari pertumbuhan fitra individualitasnya yang sehat.
2. Menasihati
Menasihati tidak “on the spot” atau ketika egonya sedang “kambuh” semakin keras dinasihati, akan semakin keras menolak dan akan semakin menyakiti keduanya (anak dan orang tua).
Cari momen untuk menasihati, yaitu ketika anak sedang tenang atau sedang enjoy, menjelang tidur, bangun tidur, ketika jalan-jalan, dan lain-lain.
3. Cari cara unik
Beberapa anak terkesan dibacakan kisah-kisah seru indahnya berbagi, indahnya menyayangi adik, indahnya kerjasama, dan lain-lain.
Beberapa anak terkesan dengan keteladanan langsung tanpa banyak bicara. Temukan saja cara unik untuk tiap anak. Asah intuisi dan nurani sebagai orang tua sejati.
Demikianlah sebagian orang tua harus bisa memahami fase egosentris pada anak ini dengan baik.
Pada usia tujuh tahun akan mereda dan memerlukan aktualitas aktivitas lebih produktif, sejalan dengan mereka mulai tumbuh fitrah sosialitasnya, mulai memahami adanya sosial di luar dirinya, adanya keteraturan ciptaan Allah di kehidupan dan alam semesta, adanya aturan Allah berupa perintah shalat, dan lain-lain. [Ln]