Sebuah laporan terbaru yang dikeluarkan awal pekan ini oleh Canadian Dawn Foundation memperingatkan bahwa pengangguran cukup tinggi di kalangan Muslim Kanada, sehingga hal itu bisa mengancam integrasi komunitas agama di negara Amerika Utara tersebut.
“Pengangguran tetap tinggi di kalangan umat Islam,” kata Nabil Harfoush dari Dawn Foundation.
“Ada 13,9 persen Muslim yang menganggur pada tahun 2011, dibandingkan dengan rata-rata nasional sebesar 7,8 persen.
“Semua minoritas yang berbagi etnis dan budaya dengan Muslim dan mungkin belajar di universitas yang sama, namun taraf hidup mereka jauh lebih baik daripada umat Islam dengan tingkat pengangguran 9,9 persen.”
Daood Hamdani yang menyusun laporan itu dengan judul, Canada Muslim – A Statistic Review. Dia adalah seorang penulis pelopor pada evolusi komunitas Muslim Kanada.
Tulisan Hamdani mencakup berbagai topik dan telah muncul dalam jurnal ilmiah. Dia adalah penulis Kanada yang diakui di Ensiklopedia Minoritas Muslim, dan tulisan-tulisannya sering dikutip dalam makalah ilmiah dan disertasi doktor.
Laporan ini diluncurkan pada sebuah acara di Toronto dan tokoh masyarakat Muslim yang hadir turut membahas temuan laporan tersebut.
Penelitian bersarkan pada survei Statistik Rumah Tangga Nasional Kanada 2011, yang menggantikan sensus sebelumnya, dan dilengkapi dengan informasi dari sensus lain serta studi statistik.
“Faktor-faktor standar tidak sepenuhnya menjelaskan penyebab pengangguran yang tinggi di kalangan umat Islam,” kata Hamdani dalam laporannya.
Menurut penelitian, di samping tingginya pengangguran, setengah pengangguran adalah masalah yang serius.
Daood Hamdani menduga bahwa pertumbuhan populasi Muslim Kanada dapat berpengaruh dalam pemilu jika mereka ternyata memilih dengan jumlah yang lebih besar daripada yang mereka lakukan dalam pemilu terakhir.
“Sementara Muslim bergairah dengan kewarganegaraan Kanada, namun mereka kurang antusias menggunakan hak intinya, memberikan suara mereka,” ia mencatat dalam laporan itu.
“Mereka cenderung memilih dari komunitas agama lain, dengan tingkat partisipasi pemilih diperkirakan sekitar 46,5 persen.”
“Lebih dari setengah juta umat Islam berhak untuk memilih, tapi geografi politik memberi mereka lebih dari pengaruh proporsional ketika pemilu berlangsung,” tambah Hamdani.[af/onislam]