LAZ Al Azhar menggelar kegiatan sharing session dalam rangka road to milad yang ke-18 tahun dengan mengusung tema ‘Bersama Membangun Keberdayaan Masyarakat Desa’ bersama para pemberdaya Kelompok Swadaya masyarakat (KSM) dan Da’i sahabat masyarakat (Dasamas).
Acara webinar diberikan untuk umum dengan menghadirkan narasumber yakni Waluyo Ahmad, selaku Koordinator Dasamas Jawa Tengah dan Herman As- Syifa selaku Koordinator Dasamas Yogyakarta, Rabu (02/11).
Kegiatan ini dihadiri oleh para kader lokal kelompok masyarakat desa binaan yang ada di seluruh Indonesia, tenaga pendidik, pelaku UMKM, dan masyarakat umum.
Dilakukan secara daring pemaparan webinar membahas mengenai strategi dan kiprah LAZ Al Azhar dalam membangun desa melalui program Indonesia Gemilang.
Penempatan Dasamas dan penyediaan instrumen pendukung lain menjadi kunci agar program bisa berjalan dan berhasil menciptakan desa-desa yang mandiri dan sejahtera.
LAZ Al Azhar Gelar Sharing Session ‘Bersama Membangun Keberdayaan Masyarakat Desa’
Herman Asyifa, salah satu Dasamas yang bertugas di Desa Jemawan, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten pun turut menjelaskan tujuan dari hadirnya program Indonesia Gemilang.
Di tengah masyarakat desa yakni untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, meningkatkan tingkat pendidikan, mendorong keterampilan dan produktivitas masyarakat.
Selain itu juga untuk menciptakan kualitas keberagamaan masyarakat desa.
“Semua pencapaian dari program Indonesia Gemilang adalah ketika kami dapat menghadirkan kesejahteraan masyarakat desa dengan memaksimalkan potensi lokal yang dibarengi dengan tumbuhnya norma agama, sosial, dan budaya yang terintegrasi,” ungkapnya.
Berjalannya program Indonesia Gemilang sejak tahun 2013 telah menghadirkan 59 desa binaan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Manfaat dari perubahan kondisi perekonomian, pendidikan, kesehatan, dan keagamaan tidak hanya dirasakan oleh sebagian individu masyarakat, namun secara meluas salah satunya perubahan pendidikan di Desa Teluk Kepayang, Kecamatan Kusan Hulu, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
Untuk pertama kalinya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) hadir di tengah masyarakat pada tahun 2012 dan mulai beroperasi pada tahun 2013.
Menurut Sri Aprianingsih, Kepala Sekolah SMKS Teluk Kepayang pada kesempatan webinar menjelaskan mengenai berdirinya sekolah tersebut berawal dari keresahan dan kebutuhan masyarakat akan pentingnya pendidikan.
Baca juga LAZ Al Azhar Gelar Khitanan Gratis di Masjid Raya Al Azhar Bintaro
Saat itu, lokasi pendidikan cukup jauh dan harus ditempuh dengan melewati akses jalan yang rusak. Hingga akhirnya LAZ Al Azhar hadir dengan menerjunkan seorang Dasamas untuk membawa perubahan di Desa Teluk Kepayang.
“Kami berikhtiar bersama LAZ Al Azhar untuk merintis pembangunan sekolah ini. Awalnya ini lahan kandang kambing, lalu kami bangun sedemikian rupa agar bisa digunakan anak-anak belajar,” ungkapnya.
“Fasilitasnya pun seadaanya sekali saat itu, tapi seiring berjalannya waktu Alhamdulillah sekarang kami sudah punya 3 jurusan, 7 ruangan kelas, 1 ruang komputer, dan ruang praktek yang layak,” tambahnya.
Keberhasilan program Indonesia Gemilang didukung dengan 4 pilar pemberdayaan yakni dengan prinsip gotong royong, kepemilikan bersama, pemanfaatan potensi lokal, dan berbasis kearifan lokal.
Sehingga hal ini dapat memberikan manfaat, membawa dakwah pemberdayaan yang humanis, dan dapat menginspirasi desa-desa di seluruh pelosok Indonesia.