MEMPERBAIKI diri adalah amalan sepanjang hayat. Tiap dari kita pasti akan selalu melakukan kesalahan, baik sengaja atau tidak, baik kepada diri sendiri, orang lain bahkan kepada Allah.
Nasihat lama yang harus terus kita ingat adalah jika kita mengharap orang lain berubah maka kita terlebih dahulu juga merubah diri menjadi lebih baik:
Sebuah ungkapan berbunyi:
أَصْلِحْ نَفْسَكَ يَصْلُحْ لَكَ النَّاسُ
“Perbaikilah dirimu sendiri, niscaya orang-orang lain akan baik padamu.”
Terkait hal ini Ustaz Faishal Kunhi, M.A. memberikan beberapa poin penjelasan:
1. Perbaikilah akhlakmu dalam berinteraksi dengan sesama maka orang juga akan berakhlak denganmu.
2. Hormatilah dirimu dengan berpakaian yang baik, bersih dan menutup aurat maka orang akan menghormatimu sebagaimana engkau menghormati dirimu sendiri dengan berpakaian yang pantas.
3. Seorang wanita yang berhijab pasti akan lebih dihormati oleh laki-laki dari pada seorang wanita yang suka memperlihatkan auratnya.
Baca Juga:Manfaat Mempelajari Ilmu Psikologi Pernikahan
Memperbaiki Diri adalah Amalan Sepanjang Hayat
4. Kunci memperbaiki diri adalah buruk sangka terhadap diri sendiri atau selalu merasa ada yang kurang dan baik sangka terhadap orang lain.
Dari Abu Hurairah, ia berkata,
يُبْصِرُ أَحَدُكُمْ القَذَاة فِي أَعْيُنِ أَخِيْهِ، وَيَنْسَى الجَذَل- أو الجَذَع – فِي عَيْنِ نَفْسِهِ
“Salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya tetapi dia lupa akan kayu besar yang ada di matanya.” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 592, shahih secara maupun)
5. Seorang suami yang sibuk memperbaiki diri, maka istri dan anak-anaknya akan ikut menjadi baik.
6. Jangan hanya sibuk memperbaiki orang lain tapi lupa memperbaiki diri sendiri, yang demikian itu seperti lilin yang menerangi orang lain tetapi membakar dirinya sendiri.
Allah Ta’ala berfirman,
أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?” (QS. Al Baqarah: 44)
7. Abdullah bin Aun berkata bahwa Salafush Shalih terdahulu apabila bertemu mereka saling berwasiat dan apabila mereka tidak bertemu mereka sering menulis tiga perkara yang sangat penting.
Pertama:
وَمَنْ عَمِلَ لِآخِرَتِهِ كَفَاهُ اللَّهُ أَمْرَ دُنْيَاهُ
“Siapa yang ia lebih fokus terhadap kehidupan akhiratnya (yang ia beramal untuk kehidupan akhiratnya), maka Allah akan cukupkan urusan dunianya”
Kedua:
مَنْ أَصْلَحَ سَرِيرَتَهُ أَصْلَحَ اللَّهُ عَلَانِيَتَهُ
“Siapa yang memperbaiki batinnya, Allah akan perbaiki lahirnya.”
Ketiga:
وَمَنْ أَصْلَحَ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ اللَّهِ أَصْلَحَ اللَّهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّاسِ
“Siapa yang memperbaiki hubungan ia dengan Allah, Allah akan perbaiki hubungan ia dengan manusia.”
Wallahu A’lam
[Ln]