BAGAIMANA cara berkomunikasi efektif dengan anak perempuan? Motivator parenting dari Rumah Pintar Aisha, Randy Ariyanto W. menjelaskan mengenai hal ini.
Saya seorang Ayah, saya mau bertanya bagaimana kita sebagai Ayah berkomunikasi dengan anak perempuan. Terkadang saat anak saya bertanya, tiba-tiba anak mutung tidak mau ngobrol lagi, katanya ayahnya tidak asyik.
Ayah Bunda, ada perbedaan pola komunikasi antara anak perempuan dan anak laki-laki.
Kalau anak perempuan itu suka diperhatikan. Saat anak perempuan berbicara, maka kita harus lebih memperhatikannya.
Kita lihat matanya, lihat wajahnya, kadang kita belai.
Anak perempuan juga senang sekali kalau kita ada di pihaknya. Misalnya ia sedang bertengkar dengan temannya, lalu kita seolah-olah berada di pihaknya.
Jika kita sebagai ayahnya memperhatikannya, ia akan senang sekali dan tumbuh rasa sayangnya. Ia akan merasa diperhatikan dan dihargai.
Jika kita misalnya sedang sibuk, sedang telepon, lagi chat penting, maka katakan saja kalau kita sedang sibuk dan meminta anak menunggu sebentar.
Misalnya: “Sebentar ya Nak, Bunda lagi telepon, nanti kalau sudah selesai, baru Bunda dengarkan ceritanya”.
Atau saat Bunda lagi chat urusan yang penting:
“Sebentar ya, Dik, bunda lagi WhatsApp-an sama teman, penting banget, kalau sudah selesai nanti Adik cerita ya, Bunda dengerin, sabar ya, tunggu sebentar”.
Setelah urusan kita selesai, mulailah mendengarkan ceritanya. Jika kita sedang sibuk dengan deadline tugas kantor atau sedang di depan laptop, maka katakan ‘maaf’ dan insha Allah kalau sudah selesai, kita yang akan memanggil atau mendatangi anak.
Baca Juga: Berikut 4 Cara Efektif untuk Berkomunikasi dengan Bayi
Cara Berkomunikasi Efektif dengan Anak Perempuan
Ayah, Bunda, jangan sampai saat anak bercerita tapi kita tidak fokus, tidak benar-benar memperhatikan, tidak mendengarkan dengan empati, hanya menjawab “ya…ya…” sambil chatingan atau sambil mengetik.
Hal ini akan membuat anak merasa diabaikan dan tidak diperhatikan bahkan sampai pada perasaan tidak disayangi.
Lalu, jika kita mengobrol dengan anak laki-laki, kita tidak perlu menatap mukanya karena laki-laki itu tidak kuat kalau harus bertatapan muka.
Coba sekarang, khususnya Bunda nih, saat mengobrol dengan suami, tatapan Bunda ke wajah suami tetapi bagaimana dengan muka dan mata suami, apakah ke wajah Bunda?
Coba perhatikan sekali lagi tatapan suami jika mengobrol dengan Bunda, kebanyakan ke mana sih, ke HP, ke TV, ke jalan, ke tembok atau menatap ke mana saja yang bukan wajah istrinya.
Yang jelas, suami akan jarang sekali menatap ke istrinya. Begitulah laki-laki yang tidak tahan lama-lama menatap wajah. Anak laki-laki juga demikian.
Pada umumnya, anak laki-laki tidak tahan menatap wajah ibunya, anak laki-laki lebih suka berbicara tanpa menatap wajah ayah atau bundanya.
Di sisi yang lain, Bunda suka kalau sedang berbicara ditatap wajahnya karena merasa lebih dihargai.
Bagi para orang tua, saat berkomunikasi dengan anaknya akan efektif jika dengan anak perempuan menatap wajahnya sedangkan dengan anak laki-laki tidak menatap wajahnya.
Kalau dengan anak laki-laki, saat Bunda bicara dengan anak laki-laki, seringkali si anak akan menjawab sambil main, melihat tangan, melihat lantai, melihat dinding, melihat TV.
Nah, biasanya Bunda marah karena merasa tidak didengar atau merasa tidak dihargai. Tapi memang anak laki-laki itu seperti itu, mereka tidak tahan kalau harus bertatap muka.
Anak laki-laki juga sulit dinasihati saat ia lapar. Nasihat anak laki-laki yang efektif itu saat ia sedang makan atau setelah selesai makan.
Jadi pahami ya, Ayah Bunda saat berbicara dengan anak laki-laki, jika dia enggan menatap wajah kita memang seperti itu, harap maklum.[ind]