PELAJARAN berharga dari taubatnya Nabi Adam. Dengan mengambil pelajaran tersebut, kita bisa melihat bagaimana Allah mengangkat derajat atau kedudukan Adam menjadi lebih tinggi daripada sebelum bertaubat.
Baca Juga: Wafatnya Nabi Adam Diurus Oleh Para Malaikat
Pelajaran Berharga dari Taubatnya Nabi Adam
Oleh sebab itu, hal ini menjadi pengingat untuk kita agar tidak pernah letih bertaubat kepada Allah.
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah berkata,
انظر إلى أبيك آدم، حيث نهاه الله عن الأكل من الشجرة، فعصى ربه بوسوسة الشيطان له، قال الله تعالى: (وعصى آدم ربه فغوى ثم اجتباه ربه فتاب عليه وهدى) (طه: ١٢١، ١٢٢) ، لما تاب نال الاجتباء. واجتباه الله، وصار في منزلة أعلى من قبل أن يعصي ربه، لأن المعصية أحدثت له خجلا وحياء من الله، وأنابه إليه، ورجوعا إليه، فصارت حاله أعلى حالا من قبل.
“Perhatikanlah ayahmu yaitu Adam, tatkala Allah melarang beliau memakan buah dari suatu pohon (di surga), maka kemudian beliau bermaksiat kepada Allah dengan memakan buah tersebut, hal itu disebabkan was-was setan kepadanya. Allah Ta’ala berfirman,
‘Dan Adam bermaksiat kepada Rabbnya maka dengan sebab itu dia menjadi sesat. Kemudian Rabnya memilihnya dan menerima tobatnya serta menunjukinya.’ (Taha: 121-122).
Tatkala Adam bertobat, dia menjadi orang pilihan, Allah memilihnya dan jadilah kedudukannya lebih tinggi dari sebelum dia bermaksiat kepada Rabbnya karena maksiat itu menjadikannya malu kepada Allah dan kembali kepada-Nya, maka jadilah keadaannya lebih tinggi dari keadaan sebelumnya.”
[Cms]
Sumber:
Syarh Riyadh ash-Shālihīn, jilid 2, hlm. 134.
Alih bahasa:
Abu Fudhail Abdurrahman ibnu Umar غفر الرحمن له.
https://t.me/alfudhail