BIJAKNYA Ibnu Abbas dalam menjawab pertanyaan. Dijelaskan bahwa dalam kitab Adabul Mufrod, pada hadits ke 4 di bab ke 2, di mana Imam Bukhari membawakan sebuah hadits dari Atha’ bin Yasar dari Ibnu Abbas berkata, bahwasanya dia didatangi oleh seseorang lalu berkata;
“Aku pernah melamar seorang perempuan tetapi dia enggan untuk menikah denganku.
Kemudian dia dilamar oleh orang lain dan dia menerima untuk dinikahi olehnya.
Aku pun cemburu kepada perempuan tersebut lalu akupun membunuhnya
Apakah ada taubat bagiku?”
Baca Juga: Bantahan Ibnu Abbas yang Membuat 2000 Orang dari Kaum Khawarij Bertaubat
Bijaknya Ibnu Abbas dalam Menjawab Pertanyaan
Ibnu Abbas berkata, “Apakah ibumu masih hidup?”
Dia menjawab, “Tidak.”
Ibnu Abbas berkata, “Bertaubatlah kepada Allah dan dekatkanlah dirimu kepada Nya semampumu.”
Lantas aku (Atha’) menemui Ibnu Abbas dan bertanya kepadanya, “Kenapa engkau bertanya kepada orang itu apakah ibunya masih hidup?”
Ibnu Abbas menjawab, “Aku tidak mengetahui ada sebuah amalan yang bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah daripada berbakti kepada ibu.”
(HR. Baihaqi, di shahihkan oleh Syaikh al Albani)
Selain faedah tentang berbuat baik kepada ibu, mendekatkan diri seorang yang bermaksiat kepada Allah lebih banyak dari ketaatan lainnya.
Faedah tentang tawadhunya Ibnu Abbas, hal ini diambil dari perkataan beliau, di mana beliau mengatakan, “Aku tidak mengetahui ada sebuah amalan yang lebih mendekatkan diri kepada Allah.”
Beliau tidak mengatakan, “Tidak ada amalan yang lebih mendekatkan diri.” dengan kalimat memastikan.
Ini bentuk tawadhunya beliau dan dalamnya beliau dalam menggunakan unggkapan.
Begitulah diantara faedah yang disebutkan Syaikh Muhammad bin Sa’id Ruslan terkait hadits ini.
Di samping faedah lainnya, tentang bolehnya seorang laki-laki melamar orang yang hendak dia nikahi dan faedah bolehnya seorang wanita menolak lamaran seseorang yang dia tidak ridha padanya.
Dan juga faedah bahwa pintu taubat terbuka bagi orang yang berbuat dosa.
[Cms]
Purworejo Dzulqa’dah 1437H/Agustus 2016.
abdullah al jakarty
TA AN-NAAJIYAH PURWOREJO JATENG*