PT. Bank BCA Syariah (BCA Syariah) memaparkan pertumbuhan positif perusahaan yang diraih hingga Juni 2022.
Pemaparan kinerja disampaikan dalam kegiatan Media Updates, Pemaparan Kinerja Keuangan Semester 1 – 2022 bertema “Sustainable Growth in Recovery Momentum” yang disampaikan oleh Direksi BCA Syariah kepada media, di Kantor Pusat BCA Syariah, Jakarta (4/8/2022).
Baca Juga : Rayakan Ulang Tahun ke-12, BCA Syariah Bangkitkan Semangat Karyawan untuk Tingkatkan Layanan
BCA Syariah: Tumbuh Berkelanjutan di Tengah Momentum Pemulihan
Presiden Direktur BCA Syariah Yuli Melati Suryaningrum mengatakan, di semester 1-2022 aktivitas perekonomian masyarakat yang kembali menggeliat turut mendorong sektor usaha untuk kembali berekspansi.
“Kondisi ekonomi yang makin positif ini menjadi momentum yang baik bagi BCA Syariah untuk menjalankan fungsi intermediasi dalam menyalurkan pembiayaan dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Presiden Direktur BCA Syariah Yuli Melati Suryaningrum.
Di tengah mulai meningkatnya permintaan pembiayaan di semester 1-2022, penyaluran pembiayaan BCA Syariah tumbuh 19,6% sebesar Rp7 trilun.
Pertumbuhan pembiayaan terjadi di semua segmen baik komersial, konsumer maupun UMKM.
Portofolio pembiayaan komersial masih menopang penyaluran pembiayaan BCA Syariah dengan komposisi 71,7% dari total pembiayaan sejumlah Rp5 triliun.
Diikuti oleh portofolio pembiayaan UMKM dengan komposisi 24,2% dari total pembiayaan sejumlah Rp1,7 triliun.
Sementara pembiayaan konsumer tumbuh sebesar 109,8% atau dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kemampuan perusahaan dalam menjaga kualitas aktiva serta menjaga keseimbangan aset dan liabilitas yang optimal tercermin dalam laba perusahaan yang terus tumbuh.
Tercatat pada Juni 2022, BCA Syariah membukukan pertumbuhan Laba Sebelum Pajak sebesar 31,6% dengan jumlah Rp58,2 miliar, dan Laba Sesudah Pajak tumbuh dengan jumlah presentase yang sama menjadi Rp45,4 miliar.
Direktur BCA Syariah Pranata menyampaikan, BCA Syariah masih dapat melakukan ekspansi bisnis didukung dengan rasio kecukupan modal di level 38,9% dan likuiditas yang memadai dengan tingkat FDR di 88,7%.
“Kemampuan Bank untuk menghimpun dana dapat dilihat pada pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang meningkat 16,3% menjadi Rp7,9 triliun, dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp6,8 triliun,” jelasnya.
Pertumbuhan DPK ditopang oleh perolehan dana pada produk tabungan yang tumbuh 32,6% dibandingkan tahun sebelumnya, sementara Giro tumbuh 16,0%.
Pertumbuhan tabungan mendorong meningkatnya perolehan CASA sehingga mencapai 38,4% dari total DPK.
Pertumbuhan CASA BCA Syariah turut diikuti dengan peningkatan aktivitas perbankan transaksi.
Per semester I-2022, volume transaksi digital BCA Syariah terbanyak adalah melalui mobile banking dengan jumlah pengguna yang tumbuh signifikan sebesar 46% secara tahunan dan frekuensi transaksi mencapai 2,6 juta transaksi.
Frekuensi transaksi ini mencapai 56% dari total transaksi nasabah yang dilakukan melalui BCA Syariah.
“Kami terus memacu sinergi dengan BCA untuk mendukung berbagai inisiatif dan inovasi digital agar dapat menghadirkan transaksi yang cepat, mudah dan aman sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Fitur-fitur baru dan kemudahan transaksi di berbagai channel perbankan elektronik terus kami upayakan sehingga preferensi masyarakat untuk memilih BCA Syariah semakin meningkat,” Yuli menambahkan.
Di tengah perolehan pertumbuhan perusahaan, BCA Syariah berkomitmen untuk menjaga keselarasan antara profitabilitas perusahaan dan kontribusi Bank terhadap perekonomian yang berkelanjutan.
Portofolio pembiayaan pada Kegiatan Usaha Bekelanjutan (KUB) per bulan Juni 2022 yang disalurkan kepada 6 sektor KUB tumbuh sehingga mencapai Rp2,3 triliun atau sebesar 33,0% dari total pembiayaan BCA Syariah.
Baca Juga : Menabung mulai Rp1000 di Tabungan Simpel BCA Syariah
Yuli juga mengatakan, pertumbuhan portofolio pembiayaan hijau akan terus ditingkatkan sehingga mampu menjangkau kegiatan usaha berkelanjutan lainnya.
“Untuk itu, BCA Syariah akan fokus dalam menyempurnakan sustainable policy yang dimiliki serta terus melakukan pengembangan kapasitas internal agar dapat lebih optimal dalam menjalankan bisnis yang sejalan dengan implementasi keuangan berkelanjutan,” pungkasnya. [wmh]