SALAH satu kekhawatiran orangtua atas maraknya kasus bullying pada anak-anak adalah efek negatif bagi kesehatan mental mereka, baik anak-anak sebagai pelaku maupun korban. Namun orangtua juga perlu khawatir pula jika anak-anak menjadi orang yang melihat kejadian bullying tersebut.
Seorang dosen Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana, Hifizah Nur, S.Psi., M.Ed, dalam keterangan tertulisnya mengatakan, “Bullying memiliki efek yang sangat merugikan bagi kesehatan mental, tidak hanya pada korban tetapi juga pada orang yang menyaksikan kejadian bullying dan pelaku bullying itu sendiri.”
Baca Juga: 3 Penyebab Anak-Anak Menjadi Pelaku Bullying
3 Efek Negatif Bullying pada Kesehatan Mental
Efek psikososial bullying selama masa remaja dan dewasa muda
Dilansir dari Positive Psychology, ada banyak konsekuensi psikososial bagi korban bullying, termasuk meningkatnya depresi, munculnya keinginan untuk bunuh diri, dan kesepian (Nansel et al., 2001; van der Wal, de Wit, & Hirasing, 2003).
Anak usia sekolah yang mengalami bullying seringkali menunjukkan nilai yang lebih rendah, tidak suka pergi ke sekolah, dan sering absen (Juvonen et al., 2001).
Orang dewasa muda yang menjadi korban saat anak-anak atau remaja akan mengalami peningkatan perilaku yang berhubungan dengan kekerasan dibandingkan dengan mereka yang tidak terlibat dalam bullying (Nansel et al., 2001).
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa remaja yang mengalami bullying berulang kali di sekolah, cenderung memiliki harga diri yang lebih rendah dan gejala depresi yang lebih tinggi, daripada mereka yang tidak mengalami bullying, terutama ketika mereka bertambah dewasa (Olweus, 2013)
Pembully berisiko terkena dampak kesehatan mental yang buruk
Tidak hanya para korban yang menderita bullying, tetapi juga para pelaku bullying itu sendiri. Evans dkk. (2019) menemukan bahwa pelaku bullying mengalami perilaku anti-sosial, seperti perilaku bermasalah di sekolah, penyalahgunaan zat terlarang, dan perilaku agresif secara umum.
Dalam studi lain, da Silva et al. (2016) menemukan hubungan yang kuat antara tindakan bullying dan masalah kesehatan mental di antara sampel 13.200 anak muda berusia 12 hingga 17 tahun.
Ditemukan juga bahwa mereka yang mengalami masalah internal (dalam diri pelaku) yang tinggi seringkali menjadi pelaku bullying.
Efek kesehatan mental bagi orang yang menyaksikan peristiwa bullying
Orang-orang yang menyaksikan bullying juga ikut mengalami kesehatan mental yang buruk. Ketika bullying terjadi, orang yang menyaksikan hadir setidaknya 80 persen dari keseluruhan peristiwa yang terjadi (Polanin, Espelage, dan Pigott, 2012).
Evans dkk. (2019) menunjukkan bahwa orang-orang yang menyaksikan bullying mengalami peningkatan kecemasan dan depresi, terlepas dari apakah mereka mendukung pelaku intimidasi atau orang yang diintimidasi.
Hal ini kemungkinan besar karena mereka mengalami stres dan kecemasan terkait dengan rasa takut akan pembalasan dan juga akan ditindas oleh pelaku bullying (Forsberg et al., 2018).
Mereka mungkin juga mengalami perasaan bersalah karena mereka ingin membantu korban tetapi tidak mampu melakukannya. [Ln]