BUNGSU yang tidak sempat jadi paling kecil karena ada Ben. Bungsu yang tidak sempat menjadi paling kecil ini juga paling sayang Ben.
Dia sejak kecil sudah memiliki leadership yang menonjol. Saat bermain, semua anak akan mengikutinya. Dia juga yang mempunyai ide.
Dari semua anak, hanya dia yang selalu memberikan usul tentang JISc. Maklum, dia sudah ikut meeting sejak kecil.
Namun, masalah besarnya adalah ketika aku memutuskan agar dia bersekolah di sekolah yang aku miliki sendiri.
Dia seperti tidak sekolah karena semua guru di sekolah sudah dianggap paman dan tante. Sempat juga jadi galau tetapi tidak ada pilihan karena di mataku ‘JISc and JIBBS are the best’.
Kemudian Allah memberikan jalan ke Zack. Zack diberi kemampuan untuk menghafal Alquran lengkap. Bahkan ketika akhirnya dia bisa menyelesaikan hafalannya.
Walaupun tidak mungkin dia mendapat tawaran beasiswa tiba-tiba seperti datang dari langit.
Tentu saja aku juga tidak mau. Aku sudah capek membangun gedung dan membuat konsep JIBBS lalu dia pergi. Aku yakin Allah mempunyai rencana. Allah paham aku lelah.
Kemudian Allah seperti berkata, “Sini anakmu akan Aku jaga.”
Selanjutnya, diserahkanlah anakku dalam penjagaan lain. Penjagaan ini berada di negeri Erdogan.
Baca Juga: Ben Bungsuku yang Ulang Tahun
Bungsu yang Tidak Jadi
Setiap hari, aku semakin mantap melihat perkembangan dia yang cukup baik. Terakhir kalimatnya bilang gini,
“Biar aku dapat materi dari Ustaz, lalu aku saja yang sampaikan ke teman-teman. Tahun depan kalau ada anak baru, aku saja yang liqo-in mereka.”
Keinginan menjadi murobbi adalah keinginan yang mewah menurutku. Berkeinginan menjadi murobbi di mana zaman sedang krisis murobbi. Tidak banyak orang yang berkeinginan menjadi murobbi.
Apalagi dia seorang anak muda. Apalagi dia juga seorang remaja yang belum genap 16 tahun.
Ah, Ummi jadi berkeinginan untuk shaum dan sholat malam agar banyak doa terpanjat untukmu, Nak!
Terima kasih sudah mau menjadi murobbi. Keinginan mulia yang datang dari hatimu sendiri. Dengan menjadi murobbi, kamu bisa banyak mengontrol dirimu.
Terutama untuk bisa memilih melakukan mana yang ‘Do’ dan mana yang ‘Don’t’. Dan yang terpenting bisa memberi kepada yang lain.
“Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada Setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya), (yaitu) orang yang takut kepada Tuhan yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan Dia datang dengan hati yang bertaubat.” (QS. Qaaf ayat 32-33).
Aku membayangkanmu menyiapkan materi sebelum hari liqo. Hal tersebut sudah membuat aku senang.
Three days with you were amazing. Memang benar, kalau Allah yang menjaga, hasilnya lebih baik dari aku berusaha seberat apapun.
Ma pulang, Allah yang akan jaga kamu.
Ma pulang, tidak bisa mengirim uang.
Ma pulang, tidak bisa mengirim apapun.
Ma mengirim doa saja.
Doa adalah benteng yang istimewa.
Tidak mudah mendidik anak remaja. Nanti kamu akan merasakan sendiri ketika semua teori tidak berlaku lagi.[]
(Catatan Mam Fifi, April 2018)
By: Fifi P. Jubilea, S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D.
(Founder JISc, JIBBS, JIGSC)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok: