BAKTI Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada ibundanya tetap ia lakukan meskipun telah wafat saat usianya masih kecil.
Beliau memang memiliki segala sifat mulia, kesetiaannya menjalin hubungan tali silaturrahim kepada siapapun tak hanya dalam bentuk kehadiran fisik, namun do’a yang ia pinta kepada Yang Maha Kuasa.
Lihatlah! beliau shalallaahu alaihi wasalam menunaikan hak yang paling besar dan melaksanakan kewajiban yang paling utama, yaitu menziarahi makam ibu beliau yang wafat pada saat beliau berusia tujuh tahun.
Baca Juga: Aktivitas Rasulullah di Dalam Rumah
Bakti Rasulullah SAW kepada Ibundanya
Dalam kitab Sehari Di Kediaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, oleh : Syaikh Abdul Malik bin Muhammad bin Abdurrahman Al-Qasim disebutkab bahwa Abu Hurairah menuturkannya kepada kita:
Pada suatu ketika, Rasulullah shalallaahu alaihi wasalam menziarahi makam ibunya. Beliau menangis dan ikut menangis juga para sahabat radhiallaahu anhu yang ada di dekat beliau.
Beliau shalallaahu alaihi wasalam lalu berkata:
“Aku telah meminta izin kepada Rabbku untuk memohonkan ampunan bagi ibuku, namun Dia tidak mengizinkannya. Lalu aku minta izin untuk menziarahi makamnya, Dia pun mengizinkannya. Berziarah kuburlah kamu, sebab ziarah kubur mengingatkan kamu kepada hari kematian.” (HR. Muslim)
Perhatikanlah, betapa besar kecintaan Rasulullah shalallaahu alaihi wasalam kepada ibundanya. Demikian pula perhatian beliau untuk mendakwahi, membimbing serta menyelamatkannya dari api neraka. [Ln]