HARI esok selalu berulang hingga habis jatah usia. Masalahnya, tak seorang pun yang tahu masih berapa kali lagi hari esok tersisa.
Satu pertanyaan yang sulit dijawab. Bahkan tak seorang pun yang bisa menjawab. Pertanyaannya, masih berapa hari lagi jatah usia kita?
Dari pertanyaan sederhana itu, ulama menawarkan dua opsi. Satu opsi disebut roja yang artinya harap. Dan satunya lagi disebut khauf yang artinya rasa takut.
Ibarat timbangan yang memiliki dua bandul keseimbangan, satu bandul berisi roja dan satunya lagi berisi khauf.
Jika yang diberatkan roja, maka si pemilik diri akan merasa bahwa seolah-olah ia masih akan hidup seribu tahun lagi.
Begitu pun sebaliknya, jika khauf yang diberatkan, seolah-olah malam ini menjadi malam terakhir ada di dunia ini. Esoknya mati.
Jika roja dan khauf tidak berada dalam keseimbangan, dampaknya akan buruk dalam kehidupan.
Misalnya, orang yang menganggap usianya masih seribu tahun lagi, ia akan dibuai angan-angan tentang seribu satu manisnya hidup. Tentang kekayaan yang belum dicapai, tentang jabatan yang harus dikejar, tetang karir yang harus terus ditingkatkan.
Siang dan malamnya tak lebih hanya berisikan ‘aku ingin itu dan aku ingin yang lebih itu lagi’. Tatapan hari esoknya tak lebih dari hipnotis tentang dunia.
Namun, jika orang yang meyakini bahwa esok ia akan mati, semangat hidupnya meredup. Cita-citanya tertutup awan ketakutan. Takut kalau tak ada lagi hari esok.
Dua-duanya berdampak tidak baik. Itulah sekali lagi, ulama mengajarkan perlunya keseimbangan antara roja dan khauf.
Bagaimana membuat keseimbangannya?
Ada yang menasihati: tataplah hari esok duniamu seakan-akan engkau hidup selamanya. Dan tataplah hari esok akhiratmu seakan-akan saat ini hari terakhirmu.
Silahkan buat perencanaan tentang hari esok yang lebih baik. Tapi di saat yang bersamaan, siapkan bekal mati, juga dengan upaya yang baik.
Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Hari orang-orang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok dan bertakwalah kepada Allah….” (QS. Al-Hasyr: 18) [Mh]