Chanelmuslim.com – Adab Menuntut Ilmu
Mari kita lihat bagaimana Rasulullah membetulkan perilaku yang salah.
Muawiyah bin Al Hakam As-Sulami berkata, “seorang lelaki bersin saat kami sedang melaksanakan shalat bersama Rasulullah Shalalahu ‘Alaihi wa Salam, aku pun mendoakan lelaki itu, yarhamukallah.” Orang-orang menatap dengan pandangan tak berkenan. Aku pun berkata, “aduhai mengapa kalian menatapku demikian?” Mereka mulai memukul paha dengan tangan. Mereka berusaha mendiamkan aku saat saat kulihat ke arah mereka. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam kini telah menyelesaikan shalatnya. Demi ayah dan ibuku, sebelum dan sesudah peristiwa ini, aku tidak akan melihat seorang guru yang lebih baik daripada beliau. Demi Allah, beliau tidak membentak, memukul dan mencelaku. Beliau bersabda, “sesungguhnya tidak pantas berbicara dalam shalat seperti ini. Ucapan yang dibolehkan hanyalah bacaam tasbih, takbir, dan bacaan Alquran!” Atau sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam.
Baca Juga: Menuntut Ilmu Sebelum Menikah (1)
Adab Menuntut Ilmu
Aku berkata, “Wahai Rasulullah, aku hidup di masa yang dekat dengan masa jahiliyah. Aku telah mendatangkan Islam, sebagian diantara kami ada orang-orang yang datang kepada para dukun. Beliau bersabda, “Kamu jangan mendatangi dukun-dukun itu!”
Muawiyah berkata, “Di antara kami ada orang yang melakukan thiyarah.”
Beliau bersabda, “itu sudah tertanam dalam dada mereka, maka hendaknya hal itu tidak menghalangi mereka.” Dalam riwayatnya Ibnu Ash-Shalah mengatakan, “maka hendaknya dia tidak menghalangi kalian.”
Muawiyah berkata, “sesungguhnya diantara kami ada orang yang melakukan khath.”
Beliau bersabda, “Di antara para Nabi ada yang melakukan khath, maka barangsiapa setuju dengan khath-nya, maka itulah bagiannya.”
Muawiyah berkata, “aku memiliki budak perempuan yang menggembalakan kambingku kambingku di dekat bukit Uhud dan Jawwaniyah. Pada suatu hari aku memeriksa kambingku dan aku mendapati seekor kambing gembalaan budakku memiliki cela. Aku adalah lelaki keturunan Bani Adam, aku bisa marah sebagaimana mereka juga bisa marah, lalu aku menampar budakku itu. Aku menghadap Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wa Sallam dan beliau memandang perbuatanku pada budakku itu sebagai kesalaham besar. Aku bertanya kepada beliau, “wahai Rasulullah, apakah aku harus memerdekakan budakku itu? ”
Beliau bersabda, “bawa dia menghadapku! ”
Aku pun membawa budakku menghadap Rasulullah.
Beliau bertanya kepada budakku itu, “Di manakah Allah?”
“Di Langit” jawab budakku.
“Siapa aku? ” tanya beliau
“Engkau adalah utusan Allah, ” jawab budakku.
Beliau pun bersabda, “Merdekakanlah dia, sesungguhnya dia adalah perempuan beriman.” (HR. Muslim, Kitab Mesjid dan Tempat Shalat, Bab Haramnya berkata-kata dalam Shalat).
Inilah adab dan akhlak yang ditunjukkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa Sallam guru terbaik dan teladan terbaik. Menasihati dan memberi tahu tanpa membentak, mencela terlebih lagi memukul. Meluruskan apa yang salah, memberi tahu apa yang sebelumnya tidak diketahui. (w)
Sumber: Golden Stories Kisah-Kisah Indah dalam Sejarah Islam, Mahmud Mushofa Sa’ad, DR. Nashir Abu Amir Al-Humaidi, Pustaka Alkautsar.