MUSIBAH bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Karena hal itu sudah Allah tetapkan sebelum alam raya ini diciptakan.
Musibah merupakan kelaziman yang terjadi di kehidupan ini. Siapa pun bisa mengalami musibah. Ada musibah yang besar, sedang, dan kecil.
Dalam Surah At-Taghabun ayat 11, Allah subhanahu wata’ala menyatakan bahwa semua musibah itu terjadi atas izin Allah.
Semua musibah. Apa saja. Musibah yang terjadi pada setiap individu, orang banyak, terhadap negara, bahkan juga terhadap dunia.
Musibah itu antara lain wabah penyakit seperti virus Covid-19. Sebuah wabah yang akhirnya tercatat sebagai musibah dunia global. Semua negara dan bangsa mengalami musibah itu.
Masalahnya, bagaimana setiap hati bereaksi dengan musibah-musibah itu. Ada yang bereaksi negatif seperti stres, gelisah dan was-was, frustasi, dan lainnya.
Tapi, ada juga hati yang bereaksi positif. Ia bereaksi tenang, sabar, tawakal kepada Allah subhanahu wata’ala.
Masih dalam surah dan ayat yang sama, Allah mengabarkan bahwa siapa yang beriman maka hatinya akan mendapatkan hidayah dari Allah.
Hati yang mendapatkan hidayah tak ubahnya seperti hati yang memperoleh cahaya yang menerangi jalan gelap. Karena orang yang mendapat musibah seperti sedang melalui ruang gelap yang menakutkan dan membingungkan.
Dan cahaya menerangi sisi gelap itu sehingga tampaklah pintu solusi yang harus ditempuh. Pelan tapi pasti, musibah pun bisa terlalui dengan baik.
Mereka pun mengucapkan rasa syukur. Segala puji bagi Allah yang telah mengangkat kesedihan, kebingungan, ketakutan, dan berbagai penyakit hati lainnya dalam musibah itu.
Waman yu’min billah, yahdi qalbahu. Siapa yang beriman kepada Allah, niscaya hatinya akan mendapatkan petunjuk. [Mh]