Bunda mungkin bertanya-tanya, apakah olahraga lari selama hamil diperbolehkan bagi ibu hamil. Apalagi bagi Bunda yang terbiasa olahraga lari sebelum hamil, pastinya akan merindukan olahraga satu ini.
Namun banyak orang mengatakan bahwa olahraga lari selama kehamilan dapat menyebabkan kelahiran prematur karena dorongan dan benturan saat berlari.
Dilansir dari Very Well Family, Dr. Lauren Demosthenes, MD, OB/GYN, Direktur Medis Senior Babyscripts mengatakan bahwa olahraga lari sebenarnya aman dan sangat sehat bagi ibu hamil selama kehamilannya, terutama jika ia terbiasa olahraga lari sebelum hamil.
Baca Juga: Upaya Mencegah Autisme pada Anak Selama Kehamilan
Olahraga Lari Selama Hamil, Amankah?
Yang perlu diperhatikan jika ingin mulai olahraga lari, maka mulailah dengan perlahan dan meningkat ke level lebih cepat secara bertahap.
Seperti, memulai jalan kaki yang secara bertahap kemudian ditingkatkan menjadi jogging, serta pemanasan dan pendinginan selama 5 hingga 10 menit sebelum dan sesudah latihan.
Jessica Mazzucco, pelatih kebugaran bersertifikat, mengatakan “Olahraga bagi ibu hamil dapat mengurangi sakit punggung, meningkatkan mood, memperkuat pembuluh darah dan jantung, membantu tidur lebih nyenyak, dan meredakan sembelit,”
“Penelitian juga menunjukkan kepada kita bahwa berolahraga selama kehamilan membantu memudahkan persalinan dan dikaitkan dengan tingkat IQ yang lebih tinggi untuk bayi.”
Selain itu, mempertahankan segala jenis latihan olahraga dapat mencegah penambahan berat badan yang berlebihan selama sembilan bulan. Ini mungkin memiliki efek positif pada kadar gula darah kehamilan yang sangat penting.
Sedangkan Dr. Lauren Demosthenes mengatakan “Olahraga lagi juga dapat membantu mencegah diabetes gestasional atau membantu mengontrol gula darah secara lebih efektif jika Bunda memang mengidap diabetes gestasional.”
Selain manfaat bagi kesehatan fisik, olahraga in juga bermanfaat untuk kesehatan mental dan emosional saat hamil.
Akan tetapi, meskipun aman bagi sebagian besar ibu hamil untuk berlari, bentuk olahraga ini bukan untuk semua orang.
“Ada kondisi tertentu di mana mungkin yang terbaik untuk tidak berlari atau melakukan olahraga sedang hingga berat jenis apa pun selama kehamilan,” catat Demosthenes.
Ia melanjutkan, “Pasien dengan kondisi jantung atau paru-paru, preeklamsia, kembar tiga atau lebih, atau plasenta previa adalah contoh kondisi di mana Bunda harus berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai program olahraga.”
Olahraga yang lebih ringan seperti berenang, berjalan, atau yoga mungkin merupakan pilihan yang lebih baik dalam kasus ini. [Ln]