ChanelMuslim.com – Ummu Fadhl Lubabah binti Al-Harits, shahabiyyah yang berani memukul Abu Lahab, ketika sedang menyiksa seorang pelayan.
Dikisahkan sendiri oleh Abu Rafi’ pelayan Abbas bin Abdul Muthalib, saat ia sedang duduk membuat wadah air dan tidak jauh darinya Ummu Fadhl juga sedang duduk. Lalu datanglah Abu Lahab dengan langkah yang sangat berat masuk ke tempat mereka berdua.
Abu Lahab saat itu baru saja mendengar berita kekalahan pasukan Quraisy di perang Badar. Ia sangat terguncang dan murung. Sebaliknya dengan Abu Rafi’ dan Ummu Fadhl yang telah masuk Islam, mereka berdua tampak bersemangat dan bangga.
Baca Juga: Dua Putri Nabi yang Diceraikan Dua Putra Abu Lahab
Keberanian Ummu Fadhl Memukul Abu Lahab
Saat Abu Lahab masuk ke ruang tersebut ia langsung duduk di atas balai-balai sambil menyandarkan punggungnya di punggung Abu Rafi’.
Tak lama kemudian ada seseorang yang berteriak, “Abu Sufyan bin Al-Harits bin Abdul Muthalib datang!”
Abu Lahab langsung berkata, “Kemarilah, engkau pasti membawa berita yang lebih jelas.”
Abu Sufyanpun duduk di sampingnya dan orang-orang berdiri di sekelilingnya. Abu Lahab kembali angkat suara, “Wahai keponakanku, ceritakan kepadaku bagaimana keadaan teman-teman kita di Badar?”
Abu Sufyan menjawab, “Demi Allah ketika kami mulai bentrok dengan musuh, kami seakan-akan menyodorkan leher-leher kami untuk mereka tebas dan menawan kami sesuka hati.
Demi Allah, sebenarnya aku tidak kecewa dengan kekuatan pasukan kami, karena ada pemandangan yang mengejutkan, kami berhadapan dengan pasukan yang semuanya berbaju hitam dan menunggang kuda yang gagah.
Mereka seakan-akan terbang dan menerjang dengan hebat, sehingga tidak mungkin ada yang dapat menahannya.”
Saat mendengar penjelasan dari Abu Sufyan tersebut, Abu Rafi’ berkata, “Demi Allah, itu adalah malaikat.”
Mendengar perkataan Ar-Rafi’, Abu Lahab naik pitam dan langsung menamparnya keras-keras. Ar-Rafi’ berusaha bertahan diri, namun Abu Lahab membantingya ke tanah dan menindihinya sambil terus memukulinya.
Tanpa diduga, Ummu Fadhl yang melihat kejadian itu langsung mengambil sebatang kayu dan menghantamkannya ke kepala Abu Lahab hingga meninggalkan luka yang cukup parah.
Ummu Fadhl membentaknya, “Engkau berani memukulnya saat tuannya tidak ada di sini.”
Abu Lahabpun malu dan tanpa banyak bicara ia meninggalkan tempat. Tak lama kemudian, Abu Lahab jatuh sakit dan hanya bisa bertahan hingga tujuh hari sejak kejadian itu.
Ia menderita penyakit kulit yang sangat parah hingga meregang nyawa. [Ln]