• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Minggu, 11 Mei, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Wisata

Masjid Asasi Sigando, Wisata Religi Masjid Tertua di Padang Panjang

November 7, 2017
in Wisata
135
SHARES
1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
ADVERTISEMENT

 

ChanelMuslim.com – Arsitektur perumahan Minang identik dengan gonjong pada atapnya, tetapi tidak hanya rumah yang yang menggunakan gonjong, beberapa Masjid juga dibangun dengan ciri khas tersebut. 

Salah satunya  Masjid Asasi Sigando yang  dikenal dengan Masjid Asasi Nagari Gunung.

Masjid yang berusia 400 tahun ini tidak berkubah tetapi bergojong khas negeri Minang.

Masjid yang berada di Kota Padang Panjang dan salah satu cagar budaya ini dibangun di atas tanah wa­kaf dari Datuak Kayo secara gotong royong oleh masyarakat dari empat koto, yakni Koto Gu­nuang, Koto Jaho, Koto Panin­jauan dan Koto Tambangan.

Masjid ini dibangun oleh salah seorang penyebar agama Islam yang berasal dari Air Bangis Pasaman.

Arsitektur masjid yang be­rukuran 300 meter per­segi ini cukup unik. Atap­nya tidak seperti mesjid yang memakai kubah, me­lain­kan atap seng bertingkat tiga. Bangunan yang di­bang­un dengan struktur dari kayu ini dilengkapi dengan tiang besar di tengah-te­ngah­nya yang juga terbuat dari kayu yang kuat. 

Se­mentara mimbar khatib ter­buat dari kayu juga.

Di bagian eksterior luar, masjid ini penuh dengan ukiran-ukiran indah khas Minangkabau. 

Lantai mas­jid ini dibuat dari papan berpanggung, sama se­perti rumah adat Minangkabau lainnya. 

Masuk ke dalam mesjid, suasana teduh dan nyaman mem­buat pe­ngun­jung yang ingin beribadah kian merasa lebih dekat dengan Sang Khalik.

Bahan-bahan kayu yang digu­nakan untuk pembangunan masjid ini, di­am­bil dari Hutan Aie Putih. 

Bahkan, ditengah masjid, ada sebuah tonggak tuo yang berukuran besar. Sa­ngat sulit dibayangkan ba­gai­mana para masyarakat membawa kayu tersebut dari hutan.

Perubahan lainnya ada­lah dengan dipasangnya pagar di sekitar masjid. 

Karena diper­tahan­kannya originalitas bentuk Masjid, ukiran yang rusak pun ak­hir­nya di benahi dan tetap memasang ukiran baru yang bentuknya sama dengan ukiran yang lama. 

Pada zaman dulu, masjid ini lebih dikenal dengan surau gadang yang memiliki arti surau yang besar. 

Kemu­dian, barulah setelah tahun 1930 mas­jid ini lebih di­kenal dengan Masjid Asasi.

Selain memiliki 1 buah tonggak tuo yang paling besar, masjid ini memiliki 6 buah tiang pen­ya­ng­ga. 

Di ruangan belakang masjid ini, ternyata masih juga tersimpan benda-benda kuno seperti brangkas milik Belanda serta tafsir-tafsir Al-Qur’an yang masih berbahasa arab melayu.

Bentuk dari bangunan masjid ini memiliki tiga buah ting­katan atap. 

Bentuk atap ini melambangan tigo tungku saja­ja­rangan, di ba­gian bawah mas­jid juga men­yerupai rumah pang­gung karena anda akan me­nai­ki tangga terlebih dahulu.

Sedangkan pada bagian depan masjid yakni di halamannya, kita akan melihat bedug yang memiliki gonjong sehingga mencirikan bangunan khas Mi­nang. 

Tempat bedug seperti rangkiang, yakni tempat yang berfungsi sebagai lumbung padi.

Letak Masjid Asasi, tidak begitu jauh dari pusat Kota Padang Panjang. 

Untuk men­capai lokasi masjid, kita bisa menggunakan berbagai macam kendaraan baik roda dua mau­pun roda empat. 

Selain itu juga bisa ditempuh dengan kendaraan umum. Untuk  yang meng­gunakan kendaraan pribadi, masjid ini bisa  ditemukan dengan menyusuri Jalan Raya Padang-Solok.

Tempat ibadah bukan tidak mungkin untuk menjadi salah satu tujuan wisata spiritual. Apalagi jika masjid tersebut merupakan sebuah cagar budaya yang memiliki nilai sejarah tinggi. Seperti halnya Masjid Asasi Sigando, masjid tertua di Padang Panjang.

Jadi, sangat disarankan bagi yang sedang berlibur atau kebetulan melintas di Kota Pa­dang Panjang untuk berkunjung ke masjid yang bernilai sejarah ini. 

Yuk! (jwt/haluan)

Previous Post

Sukses Selenggarakan Haji, Kementerian Saudi Apresiasi Kinerja Kemenag

Next Post

Resep Ayam Pop, Raja Kuliner di Rumah Makan Padang

Next Post

Resep Ayam Pop, Raja Kuliner di Rumah Makan Padang

Home Decor Lover, Komunitas Ibu-Ibu Pencinta Dekorasi Rumah

Home Decor Lover, Komunitas Ibu-Ibu Pencinta Dekorasi Rumah

Asyik, Gubernur DKI akan Hapus Larangan Motor Melewati Jalan Thamrin

.:: TERPOPULER

Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga