KARTU kuning diberikan oleh UNESCO kepada Danau Toba. Status Global Geoparknya terancam dicabut.
Peringatan kartu kuning diberikan oleh UNESCO pada tahun 2023, karena Danau Toba tidak memenuhi beberapa kriteria pengelolaan yang telah ditetapkan. UNESCO meminta pengelolaan Danau Toba dipenuh dalam batas waktu dua tahun.
Sayangnya, batas waktu itu hampir memenuhi tenggatnya. Namun, pemerintah dinilai banyak kalangan terlihat belum banyak melakukan perbaikan.
Dikutip dari berbagai sumber, Profesor Azril Azhari, pengamat kebijakan publik pariwisata mengatakan bahwa status Global Geopark sudah di ujung tanduk. Sangat sulit membereskan semua masalah yang ada dalam waktu singkat ini.
Baca juga: Dua Geopark Indonesia Resmi Diakui sebagai Global Geopark UNESCO
Kartu Kuning dari UNESCO untuk Danau Toba
“Ekosistem di Danau Toba belum sesuai dengan ketentuan dari UNESCO. Harus tahu dulu 3 subsistem dalam ekosistem untuk memperbaiki Danau Toba,” ucapnya pada Kamis (10/7/2025).
Sebagai Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia, ia menjelaskan bahwa ekosistem itu dibagi tiga, yaitu biotik, abiotik dan sosial budaya.
Biotik adalah semua makhluk hidup, seperti tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme. Abiotik adalah semua benda mati, seperti tanah, air, dan udara.
Sosial budaya adalah aspek non-fisik dari lingkungan yang mencakup nilai-nilai, norma, adat istiadat, dan perilaku manusia dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi interaksi mereka dengan lingkungan dan sesama.
Prof Azril mengakui bahwa Indonesia belum memiliki ahli ekosistem pariwisata, sehingga penugasan dalam pengelolaan Kaldera Danau Toba sangat mandek.
Jika status Danau Toba dicabut, maka Indonesia dapat kembali mendaftarkannya di masa mendatang. Namun, tentu akan lebih berat.
Akan lebih baik jika pengelola mampu untuk membereskan semua ketentuan UNESCO saat ini. Apalagi kalau sampai dicabut, artinya nama Danau Toba di kancah internasional akan ikut hilang.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Sudah berkecimpung dalam dunia pariwisata dan politik, Prof Azril mengakui adanya keterbatasan dalam pemerintah.
Sebelumnya Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana berjanji untuk mengembalikan status green card Geopark Danau Toba. Dia sudah mengantongi berbagai rencana untuk mencapainya.
Widiyanti mengambil contoh perubahan di Geosite Huta Ginjang, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput). Ia menyebut informasi seputar Geosite Huta Ginjang sudah mengalami perbaikan.
Widiyanti menyebutkan strategi yang dilakukan untuk meningkatkan poin dalam meraih kembali status green card, di antaranya bekerja sama dengan melibatkan masyarakat. [Din]